Nanopartikel zinc oxide (ZnO NP) merupakan nanopartikel berbasis logam oksida
dengan kemampuan semikonduktor, aktivitas katalitik tinggi dengan stabilitas yang
baik serta tergolong tidak toksik sehingga dapat dimanfaatkan pada bidang
kesehatan, salah satunya sebagai agen anti-inflamasi. Produksi nanopartikel
umumnya dilakukan dengan metode tradisional memanfaatkan senyawa kimia
karsinogenik/toksik dan energi tekanan/radiasi tinggi yang dianggap kurang ramah
lingkungan. Green synthesis merupakan metode alternatif lain yang memanfaatkan
agen biologis seperti mikroorganisme, fungi, dan tanaman untuk menyintesis
nanopartikel. Penggunaan ekstrak tanaman dinilai memiliki biaya produksi relatif
murah dan prosesnya lebih sederhana. Pisang tongka langit (Musa troglodytarum
L.) merupakan jenis pisang endemik Maluku dan Gunung Galunggung yang secara
tradisional memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kandungan senyawa
karotenoid dan senyawa bioaktif lainnya memiliki potensi sebagai agen penyintesis
garam prekursor ZnO NP dan menstabilkan nanopartikel (capping agent) selama
proses sintesis. Begitu pula dengan pisang cavendish (Musa acuminata Cavendish
Subgroup) yang sudah banyak digunakan untuk sintesis metal oksida nanopartikel,
khususnya bagian kulit pisangnya. Penelitian ini bertujuan untuk menyintesis ZnO
NP dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak air pisang tongka langit
(PTLA), ekstrak metanol pisang tongka langit (PTLM), ekstrak air pisang
cavendish (PCVA), dan ekstrak metanol pisang cavendish (PCVM), serta untuk
mengetahui kemampuan nanopartikel hasil sintesis sebagai agen anti-inflamasi
yang diujikan pada larva zebrafish (Danio rerio). Zebrafish dipilih menjadi hewan
model karena memiliki respon fisiologis serupa dengan manusia serta
pemeliharaannya tergolong mudah dan murah. Adapun tahapan-tahapan penelitian
ini meliputi identifikasi senyawa bioaktif ekstrak PTLA, PTLM, PCVA, dan PCVM
menggunakan uji fitokimia kualitatif dan Gas Chromatography Mass Spectrometry
(GC–MS); karakterisasi ZnO NP hasil sintesis menggunakan UV-Vis DRS, X-ray
fluorescence (XRF), X-ray diffraction (XRD), zetasizer/particle size analyzer,
scanning electron microscopy (SEM), serta fourier transform infrared (FTIR); uji
toksisitas ZnO NP hasil sintesis pada embrio zebrafish; serta skrining awal aktivitas
anti-inflamasi ZnO NP hasil sintesis pada larva zebrafish dengan melihat migrasi
neutrofil, makrofag, dan luas area regenerasi sirip kaudal pada 4 jam dan 48 jam
pasca pemotongan sirip kaudal. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
seluruh ZnO NP berhasil disintesis dengan identifikasi puncak serapan pada
panjang gelombang 364—372 nm yang merupakan karakteristik dari ZnO NP.
Seluruh ZnO NP yang disintesis memiliki struktur kristal utama wurtzite
heksagonal dengan rentang diameter kristal 14—15 nm. Seluruh ZnO NP yang
terbentuk juga memiliki rentang diameter morfologi 43-301 nm dengan morfologi
yang teramati ialah flower-shaped, spherical-like, dan snowflakes. Rerata diameter
ZnO NP pada larutan berada direntang 134—689 nm dengan muatan permukaan
pada rentang -29.6 hingga -42.4 mV. Spektrum FTIR dari seluruh ekstrak dan ZnO
NP menggambarkan gugus fungsi dari senyawa fenolik, protein, asam karboksilat,
flavonoid, tanin, dan pektin yang mungkin terlibat proses sintesis ZnO NP. Hasil
uji toksisitas pada embrio zebrafish menunjukkan nilai LC50 sebesar; ZnO NP
PTLA 5.65 mg/L; ZnO NP PTLM 16.28 mg/L; ZnO NP PCVA 9.47 mg/L; ZnO NP
PCVM 8.17 mg/L. Skrining awal aktivitas anti-inflamasi pada larva zebrafish
memperlihatkan jumlah rerata neutrofil dengan seluruh ZnO NP hasil sintesis (LC-
25) secara signifikan (P ? 0,05) lebih rendah dibandingkan kontrol negatif (medium
E3) pada 4 jam pasca pemotongan sirip kaudal, serta relatif lebih rendah pada 48
jam pasca pemotongan sirip kaudal. Seluruh ZnO NP hasil sintesis juga
memperlihatkan daya hambat migrasi makrofag menuju area luka yang serupa
dengan perlakuan dexamethasone 200 ?M pada 4 dan 48 jam pasca pemotongan
sirip kaudal larva zebrafish. Area regenerasi sirip kaudal larva zebrafish seluruh
ZnO NP hasil sintesis juga mengalami penurunan yang signifikan (P ? 0,05)
dibandingkan dengan kontrol negatif, yang mungkin terpengaruh akibat
penghambatan migrasi neutrofil dan makrofag pada situs luka. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ZnO NP berhasil disintesis
menggunakan ekstrak air pisang tongka langit (PTLA), ekstrak metanol pisang
tongka langit (PTLM), ekstrak air pisang cavendish (PCVA), dan ekstrak metanol
pisang cavendish (PCVM) dengan masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil skrining awal potensi
ZnO NP hasil green synthesis dari berbagai ekstrak pisang sebagai agen antiinflamasi.