digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ryutari Yasya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat yang memegang peranan penting sebagai penyedia jasa ekosistem bagi masyarakat sekitarnya. Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu Sungai Citarum pernah memiliki status tercemar berat. Hal ini dapat terjadi akibat pesatnya perkembangan kawasan metropolitan di sekitar DAS. Makrozoobentos merupakan salah satu biota akuatik yang sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobentos pada DAS Citarum Hulu serta kaitannya dengan kondisi fisika dan kimia perairan. Penelitian dilakukan pada 3 stasiun (Situ Cisanti, Sapan, dan Dayeuhkolot). Di setiap stasiun, parameter DO (dissolved oxygen), pH, konduktivitas, TDS (total dissolved solid) dan salinitas diukur secara langsung di lapangan. Parameter TSS (total suspended solid), turbiditas, amonia, nitrit, nitrat, dan ortofosfat diukur di Lab. Analisis Ekosistem Terstrial SITH. Parameter BOD5 (biological oxygen demand) dan amonium diuji di Lab. Sucofindo. Koleksi makrozoobentos dilakukan dengan menggunakan jala Surber dan Eckman grab setiap 2 minggu sekali pada bulan Maret hingga April 2023. Makrozoobentos diidentifikasi hingga tingkat morfospesies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hulu ke hilir, terjadi kenaikan konsentrasi nutrien, konduktivitas, TDS, dan salinitas serta penurunan DO. Sementara parameter suhu air, turbiditas dan TSS cenderung tinggi pada stasiun Sapan. Berdasarkan Organic Pollution Index, seluruh stasiun penelitian memiliki tingkat pencemaran organik yang ringan (weak organic pollution). Makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Citarum Hulu meliputi 8 kelas (Bivalvia, Clitellata, Entognatha, Gastropoda, Insecta, Malacostraca, Ostracoda, dan Tubellaria), 36 famili, dan 47 morfospesies. Dari hulu ke hilir, kekayaan spesies cenderung menurun, ditunjukkan dengan nilai indeks keanekaragaman stasiun Situ Cisanti (H’=1,279 - 2,155), stasiun Sapan (H’=0,037 - 0,632), dan stasiun Dayeuhkolot (H’=0,241 – 1,052). Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa faktor yang berkaitan erat dengan indeks keanekaragaman makrozoobentos adalah konsentrasi nitrat dan ortofosfat, suhu air, konduktivitas, TDS, TSS, dan turbiditas dengan korelasi bersifat negatif. Secara umum, semakin menuju hilir, ditemukan adanya dominansi Tubificidae terutama pada stasiun Sapan. Faktor yang memiliki hubungan erat dengan indeks dominansi adalah konsentrasi amonia dan nitrat, suhu air, TSS, dan turbiditas dengan korelasi bersifat positif. Makrozoobentos yang selalu hadir di setiap stasiun adalah kelompok Chironomidae. Spesies tunggal (singleton species) yang ditemukan di Stasiun Cisanti, Sapan, dan Dayeuhkolot secara berturut-turut berjumlah 8, 4, dan 2 spesies.