digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rainhart Martomu David
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Keberadaan pasar tradisional kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah sehingga penanganannya kurang optimal, di mana kondisi fisik dan manajemen yang buruk tak kunjung diperbaiki. Perancangan Pasar Kiaracondong di Kota Bandung dilakukan untuk memperbaiki citra pasar tradisional menjadi tempat pemenuhan kebutuhan yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut meliputi pembangunan kembali Pasar Kiaracondong, penambahan fasilitas dan fungsi lain di dalam lahan untuk memaksimalkan fungsi lahan, serta menyediakan fasilitas tambahan yang dapat mensubsidi retribusi pasar. Perancangan sumber daya air meliputi jaringan drainase serta penerapan sistem rainwater harvesting (RWH) untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Jaringan drainase dirancang untuk memastikan tidak terjadi banjir di pasar dan sekitarnya akibat air hujan. Jaringan drainase dirancang dengan sistem zero delta Q untuk memastikan pasar tidak menambah debit limpasan hujan pada Kali Cicadas. Konsep zero delta Q diterapkan dengan memanfaatkan sistem pemanfaatan air hujan (SPAH) sebagai salah satu sumber pemasukan air bersih pasar. Perancangan bidang sumber daya air pada tugas akhir ini dimulai dengan analisis hidrologi dan banjir. Stasiun pengamatan curah hujan terpilih adalah Stasiun Geofisika Bandung dengan periode pengamatan selama 20 tahun. Analisis frekuensi dilakukan dengan metode normal, metode lognormal, metode log pearson type III, dan metode gumbel. Analisis hidrograf digunakan menggunakan metode snyder, metode nakayasu, metode ITB 1, dan metode ITB 2. Analisis banjir dilakukan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS. Perancangan jaringan drainase dilakukan dengan lingkup rancangan berdasarkan air hujan. Limpasan air yang dianalisis berasal dari atap dan permukaan lantai dasar pasar. Perancangan drainase dilakukan dengan mempertimbangkan desain bangunan serta tata guna lahan bangunan pasar. Komponen-komponen jaringan drainase dirancang dimensinya. Hasil limpasan hujan digunakan untuk memastikan prinsip zero delta Q diterapkan pada jaringan drainase. Pasokan air bersih untuk pasar bersumber dari PDAM dan rainwater harvesting. Kebutuhan air bersih pasar dianalisis kemudian dibandingkan dengan hasil analisis ketersediaan air hujan untuk rainwater harvesting. Ketersediaan air hujan menentukan kapasitas tampungan air yang digunakan. Tampungan air yang dirancang adalah ground water tank (GWT) dan roof water tank (RWT). Komponen penyaluran air bersih yang dirancang berupa pompa dan pipa. Pompa dan pipa menghubungkan air dari GWT ke RWT dan RWT ke seluruh bangunan.