digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurina Hidayanti
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang rentan terhadap kekeringan dan salinitas. Kedua cekaman ini menyebabkan cekaman osmotik yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman pisang. Cekaman osmotik menginduksi reactive oxygen species (ROS) yang mengakibatkan stres oksidatif pada tanaman pisang. Stres oksidatif berperan dalam mengganggu berbagai bioproses penting dalam tanaman pisang, salah satunya fotosintesis. Gen-gen terkait fotosintesis yang terdampak oleh cekaman kekeringan dan salinitas diantaranya adalah gen photosystem I sub unit I (MaPSAL) yang berperan dalam photosystem-electron transfer chain, gen pyridine nucleotide disulfide oxidoreductase (MaPYROXYD1) yang berperan dalam biosynthesis chlorophyll, gen chlorophyll a-b binding protein 6 (MaLHCA1) yang berperan dalam light harvesting complex, dan gen Aldolase superfamily protein (MaFBA6) yang berperan dalam calvin cycle. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh cekaman kekeringan dan cekaman salinitas terhadap pertumbuhan, kandungan klorofil, dan ekspresi gen terkait fotosintesis pada pinak tanaman pisang. Pinak tanaman pisang dikultur secara in vitro pada media Murhasige dan Skoog dengan perlakuan cekaman kekeringan (PEG6000 10%), cekaman salinitas (NaCl 100 mM), dan tanpa cekaman kekeringan dan salinitas sebagai kontrol. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran pertumbuhan pinak tanaman pisang yang terdiri dari tinggi, jumlah daun, dan berat basah. Kandungan klorofil diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri. Ekspresi gen dianalisis dengan qPCR. Hasil pengamatan pertumbuhan pinak tanaman pisang pada cekaman kekeringan dan salinitas menunjukkan perbedaan tinggi dan berat basah pinak tanaman pisang. Pinak tanaman pisang pada cekaman salinitas memiliki tinggi paling rendah yaitu 2,4 cm. Jumlah daun pinak tanaman pisang pada cekaman kekeringan sama dengan pinak tanaman pisang pada cekaman kekeringan yaitu 3 helai daun. Pinak tanaman pisang yang diberikan cekaman kekeringan dan salinitas mengalami klorosis dan nekrosis. Berat basah pinak tanaman pisang pada cekaman salinitas lebih rendah dari pada cekaman kekeringan yaitu 2133 mg. Pinak tanaman pisang yang diberikan cekaman kekeringan memiliki kandungan klorofil a 7 mg/L, klorofil b 14,34 mg/L, dan klorofil total 21,7 mg/L. Pinak tanaman pisang yang diberikan cekaman salintas memiliki kandungan klorofil a 7,33 mg/L, klorofil b 14,66 mg/L, dan klorofil total 22 mg/L. Kandungan klorofil pada pinak tanaman pisang yang diberikan cekaman kekeringan dan salinitas lebih rendah dibandingan pinak tanaman pisang tanpa cekaman. Gen MaPSAL, MaPYROXYD1, dan MaLHCA1 mengalami penurunan ekspresi (down-regulated) pada cekaman kekeringan dan salinitas. Gen MaFBA6 mengalami peningkatan ekspresi (up-regulated) pada cekaman kekeringan dan salinitas. Pinak tanaman pisang yang diberikan cekaman salinitas menunjukkan ekspresi gen yang lebih rendah dibandingkan cekaman kekeringan pada gen MaLHCA1 dan MaPSAL. Pinak tanaman pisang pada cekaman salinitas menujukkan ekspresi gen MaFBA6 yang lebih tinggi dibandingkan cekaman kekeringan. Kesimpulan dari penelitian ini cekaman kekeringan dan salinitas menurunkan tinggi, jumlah daun, kandungan klorofil pinak tanaman pisang, menurunkan ekspresi gen MaPSAL, MaPYROD1, MaLHCA1 dan menaikkan ekspresi gen MaFBA6 pada pinak tanaman pisang.