digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Michelle K G Sihotang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Limbah logam berat dari industri elektroplating menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena mencemari air dan tanah. Untuk mengurangi kandungan logam berat dalam lingkungan dapat digunakan metode fitoremediasi. Fitoremediasi melibatkan penggunaan tanaman yang memiliki sifat hiperakumulator seperti tanaman ekor kucing (Typha latifolia) untuk meremediasi zat pencemar sekaligus menawarkan potensi sebagai bahan baku dalam produksi gula pereduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan, akumulasi logam nikel, dan efektivitas fitoremediasi logam nikel dengan tanaman T. latifolia serta pengaruh kadar logam nikel pada tanaman terhadap perolehan gula pereduksi. Fitoremediasi dilakukan terhadap limbah elektroplating dengan konsentrasi 385 ppm, 1100 ppm dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan pada parameter relative growth rate (RGR) terdapat korelasi negatif antara peningkatan konsentrasi nikel dalam limbah elektroplating dengan laju pertumbuhan tanaman yaitu 2,1; 1,0; dan 4,1 g/hari pada 385 ppm, 1100 ppm dan kontrol. T.latifolia mengakumulasi logam nikel paling tinggi pada akar sebanyak 47,67 mg/Kg. Hal ini dapat dilihat dari nilai BCF dan TF yang lebih kecil dari 1 menunjukkan akumulasi logam nikel pada tanaman berlangsung secara fitostabilisasi. T.latifolia juga menurunkan kadar nikel dalam limbah elektroplating, dengan persentase removal nikel mencapai 99,979% dan 99,998% pada variasi 385 ppm dan 1100 ppn. Fitoremediasi dengan T. latifolia menurunkan kadar BOD dan COD sebesar 67,16% dan 66,67%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kadar logam nikel pada tanaman dapat menghambat proses degradasi hemiselulosa dan selulosa dalam menghasilkan gula pereduksi. Penggunaan jamur Aspergillus awamori pada tanaman T.latifolia hasil fitoremediasi juga menurunkan perolehan gula pereduksi akibat adanya konsumsi gula pereduksi. Perolehan gula pereduksi pada perlakuan 385 ppm dan 1100 ppm sebesar 0,263 dan 0,087 mg/g berat kering substrat biomassa secara berurutan.