digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Preeklamsia dan eklamsia merupakan sindrom pada kehamilan penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin sehingga diperlukan terapi yang tepat. Tingginya kejadian Drug Related Problems (DRPs) atau masalah terkait dengan obat dapat mempengaruhi ketidakberhasilan terapi sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menilai kejadian masalah terkait obat potensial pada pasien preeklamsia dan eklamsia dengan atau tanpa penyakit komorbid. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif dengan rancangan cross sectional yang dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik selama periode Januari - Desember 2021. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode nonprobability sampling yaitu purposive sampling, dengan jumlah sampel 134 pasien. Kriteria inklusi subjek adalah pasien rawat inap dengan diagnosis preeklamsia dan eklamsia dengan atau tanpa penyakit komorbid, sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien dengan rekam medis tidak lengkap atau tidak terbaca. Hasil DRPs potensial menunjukkan sebanyak 36 kasus (8,71%) kode P.1 efektivitas pengobatan untuk gejala atau indikasi yang tidak diobati (P1.3). 109 kasus (26,39%) kode C.1 pemilihan obat untuk tidak ada indikasi obat (C1.3). 109 kasus (26,39%) kode C1.4 interaksi obat. 101 kasus (24,45%) kode C1.7 polifarmasi. 36 kasus (8,71%) kode C1.6 indikasi tidak diobati. 5 kasus (1,21%) kode C1.1 obat tidak sesuai pedoman. 2 kasus (0,48%) kode C1.2 obat sesuai pedoman tetapi terdapat kontraindikasi. 2 kasus (0,48%) kode C1.5 duplikasi obat. 8 kasus (1,93%) kode C.3 pemilihan dosis untuk dosis obat berlebih (C3.2). 5 kasus (1,21%) kode C3.1 dosis obat subterapi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa usia, usia kehamilan, status kehamilan, diagnosis, diagnosis penyakit, jumlah diagnosis, jumlah obat, dan lama masa inap secara signifikan peningkatan kejadian DRPs pada pasien (p < 0,05) dan hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan perbedaan signifikan dalam peningkatkan kejadian DRPs pada pasien dengan hasil Omnibus Test (P) (p < 0,05). Hasil DRPs potensial menunjukkan sebanyak 86 kasus (3,53%) magnesium sulfat dengan interaksi obat dan sebanyak 185 (22,07%) penggunaan dalam terapi.