Batuan karbonat di Pegunungan Selatan, D.I. Yogyakarta merupakan formasi
batuan karbonat yang terdiri dari Formasi Wonosari dan Formasi Punung.
Disusun oleh batugamping yang diendapkan pada umur Miosen Tengah. Batuan
karbonat ini mengandung organisma khas seperti foraminifera plangtonik,
foraminifera bentonik kecil, foraminifera besar, ganggang, koral dan moluska
yang memerlukan beberapa persyaratan ekologi tertentu untuk dapat tumbuh dan
berkembang. Dalam penelitian ini identifikasi foraminifera dilakukan untuk
membuat model biofasies batuan karbonat di Pegunungan Selatan.
Sebanyak 90 perconto batuan diambil di lapangan dari singkapan batugamping
yang merupakan representasi distribusi fasies karbonat Pegunungan Selatan.
Berdasarkan urutan litologi dan analisis petrografi, dapat dikelompokkan menjadi
5 (lima) fasies karbonat yang berhubungan dengan standard facies belt Wilson
(1975). Kandungan foraminifera diuji dengan aplikasi multivariate analysis
(cluster analysis dan principal component analysis) untuk menentukan biofasies,
sedangkan indicator value digunakan untuk menentukan taksa penciri dari
masing-masing fasies batuan karbonat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 5 (lima) biofasies dengan beberapa
taksa/genus penciri masing-masing fasies antara lain: (1) basin facies dengan
taksa pencirinya adalah foraminifera plangtonik dan Textulariina; (2) open sea
shelf facies dengan taksa pencirinya adalah Cycloclypeus spp., Amphistegina spp.
dan foraminifera plangtonik; (3) foreslope facies depan dengan taksa pencirinya
adalah Cycloclypeus spp., Amphistegina spp., Lepidocyclina spp. dan foraminifera
plangtonik, selain itu juga dicirikan oleh fragmen koral; (4) Winnowed platformedge facies dengan taksa pencirinya adalah Amphistegina spp., Miogypsina spp.,
Cycloclypeus spp. dan Textulariina, selain itu dicirikan pula oleh rhodolith; (5)
Open platform facies dengan taksa pencirinya Amphistegina spp., Lepidocyclina
spp., small miliolina, Rotaliina dan juga ganggang hijau and moluska (bivalvia).