digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2023 TS PP NABILA ANINDYA WIDIARINI 1.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Suara adalah salah satu unsur penting dalam membentuk kesan dan pengalaman ruang. Dalam konteks perpustakaan, pengalaman ruang yang baik umumnya diasosiasikan pada ketenangan dan kesunyian saja. Pada era modern, perpustakaan berkembang menjadi tempat sosial yang mengakomodasi beragam kegiatan, tidak hanya kegiatan membaca. Adanya kegiatan-kegiatan ini melahirkan beragam sumber bunyi yang berpotensi mempengaruhi pengalaman ruang, hubungan timbal balik, dan cara pengguna menilai tempat, yang disebut dengan sense of place. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh persepsi subjektif audial soundscape dalam pembentukan sense of place di perpustakaan daerah. Metode kuantitatif dengan analisis korelasi dan uji T-test berpasangan dilakukan pada pada data respon subjektif, sedangkan metode kualitatif dilakukan melalui observasi dan perekaman utuk mendapatkan data karakter fisik bangunan, tata ruang, dan nilai tingkat tekanan bunyi. Kuesioner disebarkan untuk mendapat respon subjektif dari 60 responden (Wanita dan pria, usia 15-35 tahun) yang dipilih dengan metode accidental sampling. Ruang Koleksi Umum dan Co-working Space pada Perpustakaan Umum Kota Lumajang dan Dinas Arisp dan Perpustakaan Kota Bandung (Disarpus Bandung) dipilih sebagai objek penelitian utama dan pembanding dengan mempertimbangkan karakter ruang dan konteks perpustakaan sebagai ruang publik. Analisis data menunjukkan bahwa keseluruhan sense of place yang dipengaruhi oleh kualitas soundscape berbeda-beda di tiap ruang tergantung pada aktivitas pengguna, tata ruang, dan fungsi ruang. Kualitas sense of place dari kedua ruang di kedua perpustakaan juga tidak semerta-merta berelasi dengan kesesuaian nilai tingkat tekanan bunyi yang disyaratkan sebagai nilai ideal. Responden ditemukan dipengaruhi oleh kognisi soundscape masing-masing melalui persepsi suara, aktivitas, dan tujuan digunakannya ruang. Evaluasi persepsi soundscape tentang ketenangan secara signifikan lebih tinggi di Ruang Koleksi Umum daripada di Co-working Space di kedua perpustakaan daerah dengan skor berbeda. Soundscape di Perpustakaan Disarpus Bandung didominasi oleh suara alam yang berdampak pada terbentuknya sense of place dependance dan place effect yang lebih baik secara keseluruhan bagi pengguna. Sedangkan soundscape di Perpustakaan Umum Lumajang kurang memiliki paparan suara alam dan didominasi oleh suara aktivitas pengguna dan suara mekanis dari mesin kopi yang berdampak pada terbentuknya sense of place social bonding yang lebih baik. Tidak ada perbedaan preferensi objek suara yang signifikan di kedua perpustakaan, dimana suara alam lebih disukai untuk membentuk sense of place dependance dan place effect melalui suasana ruang yang mendukung ketenangan dan relaksasi, sehingga berpengaruh pada terbentuknya fokus untuk aktivitas baca. Sedangkan suara langkah kaki, percapakan, dan mesin kopi yang rendah lebih disukai untuk membentuk sense of place social bonding dari terbentuknya suasana ruang yang dinamis, kondusif, dan berpengaruh pada produktivitas kerja atau belajar, utamanya secara berkelompok. Suara yang tidak disukai dan berelasi negatif dengan sense of place karena dinilai distraktif, tidak menyenangkan, dan berpengaruh negatif pada terbentuknya sense of place di kedua perpustakaan diantaranya, suara anak-anak pada level tinggi, kerumunan, kendaraan bermotor, dan lalu lintas. Eksperimen soundscape untuk meningkatkan sense of place dan kenyamanan di Perpustakaan Umum Kota Lumajang dilakukan dengan mengkomposisikan soundscape dari objek bunyi yang disukai dan berhubungan positif dengan terbentuknya sense of place pengguna melalui analisis perbandingan dengan data di Perpustakaan Disarpus Bandung. Hasil eksperimentasi komposisi soundscape menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sense of place dan kenyamanan yang signifikan pada Perpustakaan Umum Lumajang sebagai ruang publik dari kondisi sebelumnya, serta efektif dalam mencapai kondisi ideal seperti halnya di Perpustakaan Disarpus Bandung. Rekomendasi sebagai strategi desain yang disusun untuk meningkatkan sense of place dan kenyamnan melalui implementasi perbaikan soundscape pada kondisi eksisting dapat dilakukan dengan menambah vegetasi alami pada area ruang terbuka dan di dalam Ruang Koleksi Umum serta Co-working Space di Perpustakaan Umum Lumajang. Vegetasi berfungsi sebagai penghasil suara alam yang dipreferensikan dalam membentuk sense of place dependance dan place affect, utamanya bagi pengguna di Ruang Koleksi Umum. Vegetasi juga berfungsi sebagai elemen peredam kelantangan suara dari objek bunyi yang tidak dipreferensikan pengguna di kedua ruang dan cenderung berelasi negatif dengan terbentuknya sense of place, seperti suara lalu lintas dan kendaraan.