digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fadhil Panigoro Rahardjo
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan

Bahan bakar diesel merupakan salah satu bahan bakar paling banyak digunakan di Indonesia dengan konsumsi sebesar 55,4 juta liter pada tahun 2017 dan terus meningkat tiap tahunnya. Bahan bakar diesel ini menghasilkan emisi berbahaya ketika dibakar dan kendaraan berbahan bakar diesel adalah sumber utama polutan berbahaya, seperti ozon permukaan tanah dan partikel. Maka dari itu, salah satu solusi untuk mengurangi akibat dari penggunaan bahan bakar diesel adalah menggunakan bahan bakar alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan, salah satu dari bahan bakar alternatif tersebut adalah biodiesel. Di Indonesia bahan bakar tersebut diproduksi paling banyak dengan bahan baku minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit tersebut berasal dari kelapa sawit yang merupakan salah satu produk pertanian penting di Indonesia dengan luas perkebunan mencapai 11,3 juta. Penggunaan biodiesel kerap memberi masalah pada mesin seperti korosi dan juga penyumbatan pada filter (filter clogging). Oleh karena itu beberapa properti biodiesel memiliki nilai yang dibatasi, contohnya angka asam nilainya dibatasi hanya diperbolehkan sebesar 0,5 maksimal. Namun, fenomena oksidasi dapat menyebabkan perubahan properti dari biodiesel terkait yang terjadi karena munculnya senyawasenyawa produk oksidasi seperti asam karboksil. Senyawa-senyawa yang muncul akibat oksidasi tersebut dapat meningkatkan angka asam sehingga tingkat korosifitas biodiesel terkaitpun akan meningkat. Selain itu senyawa-senyawa produk oksidasi yang tidak larut dapat mengendap pada temperatur rendah dan kemudian membentuk padatan yang tidak meleleh pada suhu operasi mesin sehingga menyebabkan penyumbatan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemodelan kinetika reaksi oksidasi biodiesel dari mekanisme reaksinya. Parameter-parameter kinetika reaksi seperti orde reaksi, konstanta laju reaksi, energi aktivasi, serta pre-exponential factor akan ditentukan nilainya berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Canacki dkk., (1999). Dari hasil pemodelan tersebut didapatkan orde reaksi substrat pada persamaan laju reaksi bernilai 0,585; 0,614; 0,6116 dengan nilai rata-rata sebesar 0,604, serta didapatkan juga bahwa konstanta laju reaksi bernilai 0,129. Selanjutnya didapatkan bahwa oksigen mempengaruhi laju reaksi dengan orde reaksi bernilai 0,6085. Lebih jauh, didapatkan juga nilai energi aktiv