COVER Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dicko Luhut Fortune Nababan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Neneng
» Gedung UPT Perpustakaan
Sumber daya air merupakan salah satu unsur yang keberadaannya memiliki peranan
penting bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Namun saat ini keberadaan sumber
daya air banyak yang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan air
dan tidak mendukung ekosistem keanekaragaman hayati yang tangguh. Setiap
tahun jumlah DAS kritis di Indonesia semakin meningkat dan kondisinya semakin
memburuk, ditandai peningkatan DAS prioritas di Indonesia tiap tahun. Sub Daerah
Aliran Sungai (DAS) Cikeruh Zona 4 merupakan bagian dari DAS Citarum Hulu
yang terletak pada wilayah cekungan Bandung yang saat ini mengalami
permasalahan hidrologi yang cukup serius terutama akibat adanya konversi lahan.
Dalam memperbaiki permasalahan yang terdapat dalam suatu DAS, perlu
dilakukan karakterisasi suatu sub DAS tersebut sehingga didapatkan bagaimana
teknik pengendalian maupun pengelolaan hutan yang dapat diterapkan. Soil and
Water Assessment Tools (SWAT) merupakan salah satu model yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik hidrologi DAS dan
mensimulasikan tindakan menajemen pengelolaan yang dapat diterapkan dalam
suatu DAS dalam jangka panjang. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi
karakteristik biofisik Sub DAS Cikeruh Zona 4 menggunakan model hidrologi
SWAT (Soil and Water Assessment Tools) dengan memadukan modifikasi
indikator kesehatan ekosistem DAS menurut Peraturan Menteri Kehutanan
P.61/Menhut-II/2014. Adapun karakteristik biofisik Sub DAS yang dianalisis
adalah karakteristik lahan (persentase lahan kritis, persentase penutupan vegetasi,
dan indeks erosi), hidrologi (KRA, KAT, muatan sedimen, banjir, dan IPA), dan
pemanfaatan ruang wilayah (kawasan lindung dan kawasan budidaya). Dari hasil
simulasi SWAT yang dilakukan diperoleh luas Sub DAS Cikeruh zona 4 sebesar
810,52 Ha yang terdiri atas 7 subbasin dan 96 HRU dengan outlet pada subbasin
ketujuh. Setelah dilakukan hasil uji statistik dari model tersebut diperoleh nilai
koefisien Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) sebesar 0,47 dan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,47 dimana nilai tersebut termasuk kedalam kategori yang
iii
memuaskan. Agar diperoleh nilai yang lebih baik lagi dan diperoleh bukti output
model yang dihasilkan menggambarkan kondisi DAS yang sebenarnya, dilakukan
proses kalibrasi dan validasi dengan menggunakan SUFI2.SWAT-CUP. Setelah
proses kalibrasi diperoleh hasil nilai NSE sebesar 0,55 dan R2 sebesar 0,59 yang
masih termasuk kedalam kategori memuaskan namun dengan nilai lebih baik; dan
hasil validasi diperoleh nilai NSE sebesar 0,46 dan R2 sebesar 0,51 yang termasuk
kedalam kategori memuaskan. Setelah kalibrasi dan validasi, maka dilakukan
identifikasi karakter biofisik Sub-DAS Cikeruh zona 4 dan diperoleh hasil
karakteristik lahan kritis relatif sangat rendah, penutupan vegetasi relatif sangat
buruk, indeks erosi sangat tinggi, KRA relative tinggi, KAT sangat tinggi, muatan
sedimen sedang, banjir relatif tinggi, IPA buruk, kawasan lindung sangat baik, dan
kawasan budidaya sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis karakterisitik tersebut
dilakukan perhitungan daya dukung DAS, dimana Sub DAS Cikeruh Zona 4 secara
umum termasuk kedalam kategori sedang pada seluruh subbasin, namun pada
subbasin kedua termasuk kedalam kategori buruk. Sehingga dilakukan skenario
perubahan penggunaan lahan untuk memperoleh hasil model penggunaan lahan
optimum maupun lebih baik, yang terdiri atas perubahan lahan dari sawah ke hutan
sebanyak 20% dan perkebunan ke hutan sebanyak 30%. Dari kedua skenario yang
dilakukan, hasil terbaik dan efektif dalam memperbaiki permasalahan di Sub DAS
Cikeruh Zona 4 adalah sawah ke hutan sebanyak 20%, dimana pada subbasin 1,3,4,
dan 7 daya dukung DAS-nya berubah dari kategori sedang menjadi baik dan pada
subbasin 2 daya dukung DAS-nya berubah dari kategori buruk menjadi sedang.