Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengakibatkan adanya perubahan
tutupan lahan yang signifikan. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa
peningkatan luas wilayah urban di IKN diproyeksikan akan berkontribusi terhadap
peningkatan suhu di wilayah tersebut. Namun, dampak dari peningkatan wilayah
urban tidak terbatas pada perubahan temperatur, melainkan juga memengaruhi pola
dan sirkulasi angin. Oleh karena itu, simulasi dampak perubahan tutupan lahan
terhadap pola dan sirkulasi angin di IKN menjadi penting guna memahami
dampaknya secara lebih komprehensif terhadap cuaca di wilayah tersebut.
Penelitian ini melakukan simulasi cuaca menggunakan model prediksi cuaca
numerik skala meso Weather Research and Forecasting (WRF) dan dikopel dengan
Urban Canopy Model (UCM) pada tutupan lahan yang telah dimodifikasi
berdasarkan rencana pembangunan IKN. Hasil simulasi tersebut kemudian
dibandingkan dengan hasil simulasi cuaca pada tutupan lahan sebelum adanya
pembangunan IKN.
Berdasarkan hasil simulasi penelitian ini, pada kondisi angin upwind yang kuat dan
tanpa hujan, adanya urban di wilayah IKN berdampak pada peningkatan temperatur,
penurunan kecepatan angin, dan peningkatan konvergensi di wilayah IKN. Namun,
pada hasil simulasi di malam hari (18.00–24.00 WITA) peningkatan temperatur
cenderung hanya terjadi di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Selain itu, kecepatan angin cenderung meningkat pada sekitar wilayah KIPP.
Perubahan tutupan lahan tidak hanya berpengaruh pada wilayah IKN, tetapi
berdampak pula pada area downwind-nya. Terjadi penurunan kecepatan angin yang
signifikan (mencapai >2 m/s) di area tersebut pada malam hari. Hal ini mengurangi
turbulensi yang terjadi pada malam hari sehingga berdampak pada penurunan
temperatur yang signifikan (mencapai >0,75 °C) di area tersebut.