digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mochammad Naufaldi Asyraf
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Salah satu potensi ekosistem terumbu karang di Indonesia berada di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra yang bernilai bagi aspek sosio ekonomi (perikanan, rumput laut, dan pariwisata). Namun, kondisi terumbu karang di perairan tersebut sudah terdegradasi dan perlu kegiatan restorasi terumbu karang, salah satunya dengan metode terumbu buatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk kegiatan restorasi terumbu karang di TWP Gili Matra berdasarkan parameter oseanografi (kedalaman dan kemiringan perairan, suhu, salinitas, kecepatan arus, dan turbiditas), biologis (jarak dari terumbu alami, spesies kompetitif, dan sumber polutan), serta manajerial (jarak dari jalur pelayaran) menggunakan metode Sistem Informasi Geospasial (SIG) dan Multi-Criteria Decision Making (MCDM). Data parameter oseanografi berasal dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) dan data Allen Coral Atlas (Agustus 2017–2022) yang diverifikasi dengan hasil data survei lapangan (21 Agustus 2022). Perairan TWP Gili Matra termasuk dalam kategori cukup sesuai untuk kegiatan restorasi terumbu karang dengan persentase wilayah sebesar 75,5%, khususnya di perairan Gili Meno. Secara umum, kondisi oseanografi, biologis, dan manajerial di TWP Gili Matra cukup sesuai untuk restorasi terumbu buatan. Namun, pada periode tertentu perlu diperhatikan terkait kondisi suhu (Desember–April), salinitas (April–Mei), dan kecepatan arus (Agustus–September). Perairan di sekitar barat Gili Trawangan, utara Gili Meno, timur Gili Ayer kurang sesuai untuk restorasi terumbu buatan akibat lokasi yang terlalu dekat dengan jalur pelayaran.