ABSTRAK Dhea Kurnia Illahi El Syukur
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
205EB4~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023TA~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023TA~2.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023TA~3.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023TA~4.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
20A6BB~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
200A59~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
20C4A7~1.PDF
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Perubahan iklim merupakan permasalahan dunia yang saat ini menjadi salah satu
fokus utama di berbagai negara. Sektor bangunan berkontribusi lebih dari 40%
terhadap penggunaan energi global. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber daya energi
terbarukan dalam proses sumber pembangkit energi di suatu bangunan gedung.
Building Integrated Photovoltaic (BIPV) merupakan bentuk implemetasi yang
relevan dari mengintegrasikan PV dengan bangunan. Semakin meningkatnya
bangunan perkantoran yang menggunakan kaca dan jendela pada fasadnya, maka
saat ini pemasangan PV di jendela menjadi sebuah tren untuk menghasilkan listrik.
Berbeda dengan pemasangan PV secara konvensional pada atap bangunan,
pemasangan PV yang digunakan secara vertikal akan sangat dipengaruhi oleh
beberapa aspek desain, seperti orientasi pemasangan PV, window to wall ratio
(WWR) atau proporsi luasan bukaan pada selubung bangunan, dan rasio tapak.
Beberapa aspek desain tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
pencahayaan alami dalam ruangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan
terkait orientasi, WWR, dan rasio tapak agar dapat menghasilkan kinerja
pencahayaan alami yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan studi dan analisis implementasi BIPV
yang terintegrasi pada jendela dengan meninjau kinerja pencahayaan alami dan
produksi PV yang dihasilkan untuk menciptakan kinerja bangunan yang optimal.
Pada tugas akhir ini dilakukan pemodelan dan simulasi menggunakan perangkat
lunak Rhinoceros dan Grasshopper. Pemodelan bangunan dilakukan dengan
memodelkan bangunan kantor dengan jendela berlapis PV solar glazing tipe
monocrystalline silicon. Lokasi bangunan disimulasikan dengan data iklim Kota
Jakarta. Simulasi dilakukan dengan memvariasikan orientasi pemasangan PV,
WWR, dan rasio tapak pada model bangunan. Berdasarkan hasil optimisasi desain,
didapatkan satu solusi desain optimum yaitu desain bangunan dengan kondisi
bukaan PV dipasang pada orientasi bilateral (dua sisi di utara dan selatan), rasio
tapak bangunan 4:1 dan WWR 40%. Berdasarkan hasil simulasi, solusi desain
optimum yang terpilih tersebut menghasilkan metrik kinerja pencahayaan alami
yaitu sDA300/50% sebesar 67,31%, UDI250-750 sebesar 33,80%, UDI100-3000 sebesar
71,46%, UDI>3000 sebesar 2,07%, dan ASE1000,250 sebesar 0% dan memiliki produksi
PV yang dihasilkan sebesar 7274 kWh per tahun.