digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syafiqah Ziyan Lestari
PUBLIC Alice Diniarti

Pencemaran pada Waduk Cirata akibat limbah aktivitas keramba jaring apung (KJA) menyebabkan potensi korosi pada infrastruktur PLTA Cirata. Keberadaan bakteri korosif pada perairan yang tercemar dapat mempercepat proses korosi yang dikenal sebagai microbiologically influenced corrosion (MIC). Bakteri yang berperan dalam percepatan korosi dari sampel air Waduk Cirata adalah Chryseobacterium spp. E (pengoksidasi besi), Pseudomonas kribbensis spp. F (pengoksidasi besi dan nitrit, penghasil asam, pembentuk biofilm), Pseudomonas putida spp. G (pengoksidasi nitrit, penghasil asam, pembentuk biofilm), Paracoccus contaminans spp. L (pengoksidasi besi dan nitrit), dan Priestia megaterium spp. O (pengoksidasi besi dan pembentuk biofilm). Konsorsium bakteri korosif E:F:G:L dapat mempercepat laju korosi hingga 11.07 ?m/tahun. Penambahan biofilm P. megaterium spp. O mampu menekan laju korosi yang disebabkan konsorsium tersebut hingga 37.58%, tetapi aktivitas ini belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan konsentrasi minimum P. megaterium spp. O untuk membentuk biofilm, dan (2) menentukan konsentrasi dan umur optimum biofilm P. megaterium spp. O untuk menghambat korosi yang disebabkan konsorsium bekteri korosif E:F:G:L pada baja ST37. Pembentukan biofilm dianalisis menggunakan biofilm assay. Pengujian kemampuan protektif biofilm P. megaterium spp. O (konsentrasi awal 105 CFU/mL) dilakukan dengan variasi umur biofilm 7 hari dan 14 hari terhadap konsorsium bakteri korosif E:F:G:L, serta kondisi tanpa biofilm sebagai kontrol. Evaluasi percepatan proses korosi dilakukan pada baja karbon ST37 dengan menggunakan medium air Waduk Cirata steril yang diinkubasi pada 25-27°C, gelap, statis, dan pH awal 6.05. Pengambilan sampel dilakukan setiap 3 hari selama 30 hari dengan analisis: laju korosi (metode weight loss), berat biofilm, total dissolved solid (TDS), kuantifikasi sel bakteri (metode total plate count), dan pengukuran konsentrasi metabolit (sulfida dan asam organik). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan konsentrasi inokulum awal 105 CFU/mL mampu membentuk biofilm dengan kategori sedang. Biofilm dengan konsentrasi inokulum awal 105 CFU/mL pada baja karbon ST37 memiliki akumulasi berat biofilm tertinggi pada hari ke-7 (0.044 gram) dan aktivitas penghambatan korosi hingga 70% pada hari ke-14. Evaluasi performa biofilm P. megaterium spp. O umur 14 hari terhadap konsorsium korosif menghasilkan penghambatan laju korosi hingga 69.9% pada hari ke-6 setelah injeksi konsorsium korosif. Kemampuan protektif ini dapat bertahan hingga hari ke-9. Sementara itu, biofilm P. megaterium spp. O umur 7 hari tidak mampu menghambat laju korosi oleh konsorsium korosif karena belum terbentuk matriks biofilm protektif. Aplikasi biofilm P. megaterium spp. O dapat menekan aktivitas bakteri penghasil asam pada konsorsium korosif. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian ini, biofilm P. megaterium spp. O memiliki potensi sebagai agen pengendali korosi pada baja ST37.