ABSTRAK Intan Murni Yunika.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA INTAN MURNI YUNIKA
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Pulau Sulawesi memiliki aktivitas seismisitas yang tinggi karena berada di
persimpangan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Sunda, Australia, dan Laut
Filipina. Interaksi kompleks antara lempeng-lempeng ini menyebabkan beberapa
gempa besar, termasuk gempa Palu-Donggala tahun 2018 dengan magnitudo 7,5
yang mengakibatkan tsunami dan likuifaksi. Penelitian ini bertujuan
menginvestigasi deformasi afterslip setelah gempa Palu-Donggala menggunakan
data GPS yang dikumpulkan selama periode enam bulan. Data tersebut dibagi
menjadi tiga periode waktu dan melakukan inversi untuk menganalisis deformasi
afterslip. Nilai displacement afterslip terbesar berada di stasiun PAL6 ~0,86 cm.
Analisis displacement dari seluruh stasiun GPS menunjukkan pergerakan yang
paralel dengan Sesar Palu-Koro yaitu geser mengiri (left-lateral strike-slip).
Distribusi slip selama tiga periode waktu terkonsentrasi pada kedalaman dangkal
~8 km. Besaran slip maksimum berkisar antara 4,52 cm hingga 5,5 cm, sementara
besaran slip minimum berkisar antara 0,25 cm hingga 0,39 cm. Hasil ini
menunjukkan dinamika kompleks dalam deformasi afterslip yang mempengaruhi
besaran slip pada rentang waktu yang berbeda. Selain itu, perbandingan momen
afterslip kumulatif dengan momen seismik saat gempa menunjukkan kontribusi
deformasi afterslip yang semakin menurun seiring waktu. Persentase momen
afterslip pada periode waktu pertama dan kedua ~0,3% dan periode waktu ketiga
~0,22%, menunjukkan pengaruh deformasi afterslip yang semakin berkurang
seiring berjalannya waktu.