digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP ADI SUSILO 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2007 TA PP ADI SUSILO 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2007 TA PP ADI SUSILO 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2007 TA PP ADI SUSILO 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2007 TA PP ADI SUSILO 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2007 TA PP ADI SUSILO 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (crude palm oil / CPO) terbesar kedua setelah Malaysia. Indonesia diprediksi menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia pada tahun 2010. Target inilah yang mendorong banyak industri bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit. Tahapan proses pengolahan CPO secara konvensional dibagi menjadi empat tahap besar, yaitu tahap pengolahan awal, tahap pengambilan minyak, tahap klarifikasi minyak, dan tahap pengolahan lumpur. Kendala yang ada sekarang ini adalah panjangnya proses klarifikasi minyak pada pengolahan CPO secara konvensional. Untuk itu diupayakan penggunaan teknologi membran dalam memperpendek proses tersebut. Proses produksi yang lebih pendek diharapkan dapat menurunkan biaya dan mempercepat proses produksi. Penelitian ini terdiri atas dua tahap utama, yaitu perlakuan awal pada minyak sawit keluaran unit ayakan getar dan evaluasi performa membran klarifikasi CPO terhadap beberapa variabel operasi. Perlakuan awal pada minyak sawit dilakukan dengan sentrifugasi untuk mengurangi partikel pengotor tak larut yang berukuran besar sehingga meringankan kerja membran. Evaluasi performa membran klarifikasi CPO dilakukan dengan pengukuran nilai fluks, analisis kadar air, dan analisis pengotor tak larut pada tiap variasi kondisi operasi. Variasi yang dilakukan adalah variasi temperatur pada 40 °C, 50 °C, dan 60 °C; variasi trans membrane pressure (TMP) 1,5 bar, 1,7 bar, dan 2,2 bar; dan variasi interval backflush 3 menit, 5 menit, dan 7 menit menggunakan konfigurasi membran cross flow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hydrophobic microporous hollow fiber membran dapat digunakan untuk proses klarifikasi pada industri CPO. Hal ini dapat dilihat pada kualitas permeat yang telah sesuai dengan spesifikasi keluaran unit klarifikasi industri CPO. Laju alir permeat dipengaruhi oleh temperatur, TMP, dan interval backflush.