Turbin Savonius dianggap cocok untuk pemanfaatan tenaga angin yang berskala
kecil dan di lokasi-lokasi seperti daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan turbin
Savonius memiliki beberapa keunggulan seperti: tidak bergantung terhadap arah
angin, kecepatan cut-in yang rendah, dan desainnya yang sederhana. Kelemahan
utama turbin Savonius adalah koefisien daya CP nya yang rendah. Banyak
penelitian-penelitian yang telah dilakukan dalam 4 dekade terakhir guna
meningkatkan performa turbin angin Savonius. Salah satunya adalah dengan cara
penambahan katup pada sudu turbin. Sudah ada beberapa studi terkait turbin
Savonius berkatup. Namun, seluruh studi tersebut baru berupa studi numerik atau
eksperimental dengan menggunakan terowongan angin. Untuk pengembangan
prototipe turbin Savonius berkatup, perlu dilakukan pengujian di lapangan dengan
kondisi angin yang sesungguhnya.
Pada penelitian ini, turbin Savonius tanpa katup dan berkatup diuji di terowongan
angin dan di lapangan. Hasil pengujian pada terowongan angin menunjukan bahwa
penambahan katup pada turbin angin Savonius dapat meningkatkan nilai Cpmax
turbin hingga 8.2%. Pengujian lapangan dilakukan di atap Gedung Energi ITB.
Survei tenaga angin jangka pendek di lokasi pengujian menunjukan nilai rapatan
tenaga angin sebesar 14 w/m2 dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 1.66 m/s.
Pemodelan dengan model distribusi Weibull menghasilkan tingkat akurasi yang
lebih baik dibandingkan dengan model Gamma dan Lognormal. Pengujian turbin
di lapangan menunjukan bahwa turbin Savonius berkatup mampu menghasilkan
kinerja yang lebih baik dari turbin tanpa katup. Di lapangan, besaran peningkatan
koefisien daya turbin CPmax adalah sebesar 5,3%. Walaupun peningkatan kinerja
di lapangan sedikit lebih rendah dari pengujian di terowongan angin, augmentasi
katup terbukti dapat meningkatkan kinerja prototipe turbin angin Savonius di
lapangan tanpa mengurangi keunggulan-keunggulan turbin Savonius.