Pada tanggal 6 Februari 2008, empat perusahaan ISP (Internet Service Provider) dan satu perusahaan Reseller NAP (Network Access Provider) mendirikan sebuah Konsorsium yang diberi nama Perkumpulan ISP Bandung (PIB), bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan semua anggotanya dan akan mengembangkan binisnya khusus di kota Bandung.
Untuk bisa bertahan dan berkembang dalam kondisi persaingan yang sangat ketat saat ini, PIB memutuskan untuk mengembangkan bisnis penyedia layanan internet berbasiskan teknologi Broadband wireless access. Asumsi-asumsi Go/No-Go telah dibuat untuk mempermudah penilaian terhadap rencana bisnis tersebut, namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengujiannya sehingga Konsorsium dapat memutuskan layak tidaknya eksekusi rencana bisnisnya.
Tugas akhir ini akan membantu menyelesaikan masalah pengujian Go/No-Go Assumptions sehingga diperoleh kesimpulan mengenai layak dan tidaknya eksekusi business plan, saran keputusan, dan kondisi yang menjadi syarat untuk keberhasilan bisnis penyedia layanan internet Konsorsium.
Berdasarkan pengujian asumsi serta dengan menggunakan pendekatan pengambilan keputusan (Decision Tree) diperoleh hasil bahwa return untuk keputusan Go adalah sebesar Rp. 31,960,875,- sedangkan keputusan No-Go memiliki return Rp. 0,-. Keputusan Go mencakup tiga alternative investasi teknologi, yaitu investasi Wi-Fi type Line of Sight (LOS) dengan return Rp -368,982,517; Wi-Fi No Line of Sight (NLOS) dengan return Rp -1,167,816,318; dan WiMAX dengan return Rp. 31,960,875,-. Oleh karena itu disarankan agar prioritas pertama investasi adalah investasi WiMAX dan investasi Wi-Fi-LOS sebagai prioritas kedua.
Karena nilai keputusan Go adalah positif, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis penyedia layanan internet yang dikembangkan oleh Konsorsium PIB layak dan rencana bisnisnya disarankan untuk dieksekusi, dengan syarat:
- Memperoleh izin penggunaan frekwensi dan mendapatkan standardisasi perangkat.
- Bisa memperoleh tambahan Bandwith lebih dari 0,5 Gbps.
- Memperoleh investor/sumber pendanaan untuk biaya operasional dan marketing.