digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maulana Mochammad Fauzan F.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah tidak selaras dengan terjadinya penurunan luas lahan pertanian produktif sehingga berdampak pada terganggunya pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan suplai pangan masyarakat, maka perlu dilakukan tindakan intensifikasi pertanian dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang terbatas yaitu dengan penggunaan raised bed. Pada sistem ini tanah tidak perlu diolah secara berlebihan sehingga ramah lingkungan. Media tanam yang dipilih dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) dipilih karena mengandung nutrisi terutama protein yang bermanfaat bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris) yang ditanam pada sistem raised bed. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan (November 2022 - Februari 2023) di Screen House A3 SITH ITB Jatinangor. Pada penelitian ini digunakan 6 perlakuan komposisi media tanam yang dilakukan sebanyak 4 pengulangan. Perbandingan perlakuan yang dilakukan pada komposisi media tanam secara berurutan diantaranya, tanah : arang sekam : pupuk kasgot : bahan organik yaitu P1(2 : 2 : 2 : 2), P2 (2 : 3 : 1 : 2), P3 (2 : 1 : 3 : 2), P4 (1 : 2 : 2 : 3), P5 (1 : 3 : 3 : 1), dan P6 (3 : 2 : 2 : 1). Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu pertumbuhan yang mencakup tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah bunga, parameter produksi biomassa yang mencakup jumlah polong, panjang polong, berat polong, bobot basah dan kering tanaman, shoot-root ratio, dan estimasi produksi polong buncis serta kondisi akhir media tanam. Hasil yang diperoleh yaitu dari semua perlakuan tersebut tidak ada perlakuan terbaik dikarenakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara setiap perlakuan variasi komposisi media tanam bagi pertumbuhan dan produksi biomassa tanaman buncis untuk semua parameter pertumbuhan yang diamati, sehingga tidak terdapat perlakuan terbaik pada penelitian ini.