18319025 Muhammad Fairuziko Nurrajab.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian soft robot saat ini sedang berkembang pesat karena bahan dasarnya yang
mudah untuk beradaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada bidang medis,
soft robot memiliki keunggulan lebih dibandingkan robotika konvensional
berbahan keras dari sisi keamanan material, kemiripan dengan struktur biologis,
dan gerakan terlihat lebih alami. Penggunaan soft robot sudah banyak digunakan
untuk kebutuhan medis seperti tangan bionik, alat rehabilitasi gerakan jari tangan,
dan alat untuk endoskopi. Walaupun memiliki banyak keuntungan, soft robot
memiliki sistem pengendalian gerakan yang lebih rumit dibandingkan dengan
robotika konvensional. Hal tersebut karena soft robot tidak dapat menciptakan gaya
gerak yang besar karena material dasarnya yang lunak dan membutuhkan analisis
performansi gerakan yang lebih detail. Karena itu, pada penelitian ini dicoba untuk
membuat sistem pengendali gerakan soft robot berbasis pneumatik dengan
pengendali PID. Target dari penelitian ini adalah dihasilkan sistem kendali yang
stabil dan linear sesuai dengan batasan dari komponen-komponen yang digunakan.
Desain soft robot yang digunakan memiliki tipe fiber reinforced berbentuk jari
dengan bahan dasar resin silikon ECOFLEX 00-30. Identifikasi karakteristik soft
robot menunjukkan bahwa sistem aktuator bersifat linear dan marginally stable
dalam kondisi open loop antara tekanan dan posisi pergerakan aktuator pada
rentang tekanan yang terpisah, yaitu tekanan 0 – 21 KPa dan 21 – 36 KPa.
Pengukuran tekanan dilakukan dengan menggunakan sensor tekanan udara analog
MPX5500DP. Kemudian, sistem kendali soft robot dibuat dengan menggunakan
rangkaian solenoid valve dengan masukan sinyal pulse width modulation (PWM).
Pada penelitian ini, digunakan solenoid valve AIRTAC 2/2 dan solenoid valve SMC
3/2. Prinsip utama dari sistem kendali yang dibuat adalah memvariasikan
persentase duty cycle masukan sinyal PWM dalam periode tertentu dan melihat nilai
tekanan yang keluar dari rangkaian. Pada penelitian ini, digunakan periode sinyal
PWM 30 ms. Dengan menggunakan metode identifikasi sistem, didapatkan bahwa
sistem solenoid valve AIRTAC 2/2 dan SMC 3/2 yang digunakan merupakan
sistem orde 2 yang bersifat linear dan marginally stable dalam kondisi open loop.
Dengan menggunakan PID Tuner di aplikasi MATLAB, didapatkan nilai-nilai PID
untuk percobaan yang akan diimplementasikan pada mikrokontroler Arduino
MEGA 2560. Percobaan sistem kendali dengan pengendali PID menunjukkan
bahwa sistem solenoid valve AIRTAC 2/2 mampu memiliki settling time ±3,2 detik
pada setpoint tekanan dengan bentuk sinyal step. Sementara itu untuk solenoid
valve SMC 3/2 memiliki settling time ±3,76 detik. Selain itu, sistem juga diuji
menggunakan setpoint tekanan dalam bentuk sinyal sinusoidal dan segitiga selama
6 menit. Hasil percobaan menunjukkan sistem solenoid valve AIRTAC 2/2
memiliki nilai eror maksimal 4,19 KPa untuk sinyal sinusoidal dan 3,18 KPa untuk
sinyal segitiga. Sementara itu, sistem solenoid valve SMC 3/2 memiliki nilai eror
maksimal 4,31 KPa untuk sinyal sinusoidal dan 3,64 KPa untuk sinyal segitiga.
Karena itu, pada penelitian ini, solenoid valve AIRTAC 2/2 menunjukan performa
yang lebih baik dibandingkan dengan solenoid valve SMC 3/2. Kedua sistem juga
bersifat marginally stable pada kondisi close loop berdasarkan hasil pengujian.