ABSTRAK Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR Ngakan Putu Gede Amartya K.S.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
2023 TA TF NGAKAN PUTU GEDE A K S 13317059 LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Mobil otonom, juga dikenal sebagai kendaraan otonom, telah menjadi topik yang
semakin mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Kelalaian manusia
adalah penyebab utama kecelakaan lalu lintas, baik karena kelelahan, tidak fokus,
atau faktor manusia lainnya. Mobil otonom memiliki kemampuan untuk
mengurangi resiko ini karena menggunakan teknologi seperti sensor, komputer, dan
perangkat lunak yang mampu merespon lebih baik dan tidak terpengaruh gangguan
emosional atau kelelahan. Salah satu aspek penting dari berkendara yang harus
dilakukan dengan baik oleh mobil otonom adalah mengikuti jalur. Umumnya jalur
berkendara sudah ditetapkan oleh keberadaan marka jalan yang berfungsi sebagai
tanda visual. Salah satu kelebihan marka jalan adalah penggunaanya yang sudah
lama dan sudah umum digunakan di banyak tempat, sehingga mobil otonom akan
lebih mudah terimplementasi jika mobil otonom dapat mengikuti jalur dengan
infrastruktur yang sudah ada.
Pada tugas akhir ini, dilakukan sebuah penelitian yang mensimulasikan sistem
pengikut jalur menggunakan kamera RGB dan pengontrol lateral untuk menjaga
mobil tetap berada di dalam jalur. Simulasi sudah merupakan cara umum untuk
mendesain dan menguji sebuah sistem mobil otonom, salah satu kelebihannya
adalah mempercepat pengujian sebuah ide. Pada penelitian ini simulasi dilakukan
di perangkat lunak Carla Simulator dan berbarengan dengan ROS (Robot Operating
System). Carla Simulator berperan untuk mensimulasikan fenomena fisis
sedangkan ROS berfungsi untuk komunikasi antar proses dalam sistem pengikut
jalur. Sistem pengikut jalur didesain dengan mengolah citra kamera yang
menghadap depan mobil untuk mendeteksi keberadaan marka jalan yang
membatasi jalur mobil otonom. Dari informasi tersebut posisi mobil relatif terhadap
jalan dapat ditentukan, representasi yang digunakan pada penelitian ini adalah galat
lateral dan galat orientasi, yang masing-masing menyatakan jarak terdekat mobil
dengan jalur, dan sudut yang dibentuk dari perbedaan orientasi jalur dengan
orientasi mobil. Informasi galat tersebut akan digunakan untuk pengontrol lateral
untuk menentukan sudut setir yang mampu menurunkan galat yang terdeteksi.
Keseluruhan proses ini membentuk sebuah proses umpan balik atau closed loop
yang akan menjaga mobil yang bergerak tetap berada di dalam jalur.
Pengontrol lateral yang digunakan pada penelitian ini adalah Pengontrol Stanley,
sebuah pengontrol non-linear yang telah dibuktikan memiliki stabilitas global.
Umumnya pengontrol stanley menggunakan berbagai kombinasi sensor untuk
memberikan informasi galat yang diperlukan untuk menentukan sudut setir. Namun
dikarenakan tiap sensor tidak dapat selalu diandalkan, pengontrol stanley perlu diuji
ketika hanya bisa menggunakan satu sensor, dan pada penelitian tugas akhir ini,
kamera dipilih sebagai sensor, karena marka jalan yang terdapat di berbagai tempat
sebagai pendana visual jalur, serta akses yang mudah untuk mendapatkan kamera
RGB. Penelitian terkait di Program Studi Teknik Fisika, juga telah mendesain mobil
otonom dengan pengontrol lateral stanley, namun kamera sebagai sensor adalah
kebaruan yang dilakukan pada penelitian tugas akhir ini.
Subsistem pendeteksi galat yang berbasis kamera diuji sebelum beroperasi
memberikan galat kepada pengontrol lateral. Pendeteksi Galat dibagi pengujiannya
untuk mendeteksi galat lateral dan galat orientasi, dan untuk pengujian galat lateral
di rentang nilai pengukuran didapatkan nilai sensitivitas sebesar 0,67, maksimum
pengukuran sebesar 1 meter, minimum pengukuran -1 meter, rata-rata ME (Mean
Error) sebesar -0,065 dengan standar deviasi 0,208 dan rata-rata MAE (Mean
Absolute Error) sebesar 0,183 dengan standar deviasi sebesar 0,127. Kemudian
pengujian pendeteksi galat orientasi di rentang nilai pengukuran memberikan nilai
sensitivitas 0,68 , maksimum pengukuran sebesar 8?, minimum pengukuran -8?
meter, rata-rata ME -0,675 dengan standar deviasi 2,225 dan rata-rata MAE 3,186
dengan standar deviasi 1,395
Pengujian pendeteksi galat tersebut menyimpulkan bahwa adanya bias dan slope
drift dari nilai pengukuran yang sebenarnya. Sehingga dilakukannya kalibrasi
dengan dasar nilai sensitivitas dan ME untuk masing-masing pendeteksi galat,
sehingga untuk pendeteksi galat lateral didapatkan nilai setelah kalibrasi,
sensitivitas sebesar 1,03; rata-rata ME 0,043 dengan standar deviasi 0,068; dan ratarata
MAE 0,264 dengan standar deviasi 0,126. Kemudian untuk pendeteksi galat
orientasi setelah kalibrasi didapatkan sensitivitas sebesar 1,12, rata-rata ME sebesar
0,142 dengan standar deviasi 0,047 dam rata-rata MAE sebesar 4,546 dengan
standar deviasi 2,089
Sistem pengikut jalur diuji pada 2 bentuk lintasan yang berbeda, lintasan pertama
adalah jalur lurus yang diikuti oleh belok kiri dan diakhiri dengan lurus. Sedangkan
lintasan kedua adalah adalah jalur berbelok kanan konstan. Sistem pengikut jalur
telah diuji dan berhasil mengikuti jalur pada lintasan pertama dan kedua. Hasil
pengujian memberikan nilai RMSE dan MAE untuk galat lateral sebesar [0,139;
0,145] meter untuk lintasan pertama, [0,106; 0,132] meter untuk lintasan kedua dan
galat orientasi sebesar [0,974; 0,797]? untuk lintasan pertama, dan [0,610; 0,558]?
untuk lintasan kedua
Sistem pengikut jalur juga diuji untuk menghadapi galat di awal berkendara. Di tiap
lintasan sistem pengikut jalur diuji untuk menghadapi galat awal lateral maksimum
positif dan negatif, serta galat awal orientasi maksimum positif dan negatif. Dari
seluruh pengujian ini, sistem pengikut jalur berhasil mengoreksi galat di awal
berkendara, dan mempertahankan tetap di dalam jalur selama berkendara. Pada
lintasan pertama didapatkan RMSE dan MAE galat lateral dan galat orientasi
sebesar [0,230; 0,167] meter, [1,911; 1,271] ?. Pada lintasan kedua didapatkan
RMSE dan MAE galat lateral dan orientasi sebesar [0,169; 0,153] meter, [1,447;
0,956] ?