Transportasi darat, terutama mobil dan motor merupakan penyumbang emisi terbesar di sektor transportasi, yaitu sekitar 88%. Mobil pada umumnya menggunakan bahan bakar bensin yang menyesuaikan dengan rasio kompresi kendaraan. Di Indonesia, pengguna kendaraan mobil cenderung memilih penggunaan bahan bakar hanya berdasarkan harga, bukan berdasarkan rasio kompresi. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan emisi dan juga performa kendaraan tidak maksimal. Selain itu, Pertalite seharusnya juga sudah tidak bisa digunakan di Indonesia karena Indonesia sudah mulai menerapkan aturan Euro 4.
Penelitian ini mengevaluasi dari kinerja bahan bakar Pertalite dan Pertamax pada tujuh mobil uji melalui dua tahapan pengujian. Pengujian pertama adalah uji jalan untuk mendapatkan data kecepatan maksimum, akselerasi, konsumsi bahan bakar, dan emisi. Sedangkan pengujian kedua adalah uji chassis dynamometer untuk mendapatkan data torsi, daya, dan air-fuel ratio. Tujuh mobil uji yang digunakan adalah Avanza 1.3, Avanza 1.5, Brio, Calya, Carry Pick-Up, Innova dan Xpander
Hasil analisis menunjukkan bahwa bahan bakar Pertalite sesuai untuk mobil dengan rasio kompresi 9:1 – 10:1. Namun ada pengecualian untuk satu kendaraan uji, yaitu mobil Xpander dengan rasio kompresi diatas 10:1 yang lebih cocok menggunakan Pertalite. Sedangkan bahan bakar Pertamax lebih baik digunakan untuk mobil dengan rasio kompresi 10:1 – 11,5:1. Secara garis besar, Pertamax lebih unggul dibanding Pertalite pada ketujuh kendaraan yang diuji.