digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fadillah Amalia
PUBLIC yana mulyana

Farmakoekonomi merupakan ilmu pendukung yang diperlukan apoteker untuk dapat menjalankan perannya dalam mengontrol pembiayaan terkait pelayanan kesehatan, khususnya pembiayaan untuk produk farmasetika. Di Indonesia sendiri, farmakoekonomi tergolong ilmu yang masih sangat baru, sehingga belum diketahui tingkat penguasaan dan aplikasi ilmu farmakoekonomi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat pengetahuan apoteker dan aplikasi farmakoekonomi dalam pekerjaan kefarmasian di Indonesia. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional potong lintang dengan menyebarkan kuesioner yang mengukur tingkat pengetahuan, aplikasi, serta pendidikan terkait farmakoekonomi. Kuesioner diisi oleh 469 responden dan hasil penelitian menunjukkan 65,03% (n = 305) responden memiliki pengetahuan yang kurang baik dan hanya 24,94% (n = 109) responden yang mengaplikasikan prinsip farmakoekonomi dalam pekerjaannya. Analisis menggunakan metode Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan nilai pengetahuan signifikan pada kelompok-kelompok responden yang dikategorikan berdasarkan usia, tahun kelulusan program profesi apoteker, bidang pekerjaan, lama bekerja, dan pengalaman mengikuti pembelajaran farmakoekonomi. Ditemukan pula bahwa kelompok responden yang paling banyak mengaplikasikan farmakoekonomi adalah apoteker yang bekerja di bidang farmasi komunitas yaitu sebanyak 60 orang, sedangkan kelompok responden yang paling sedikit mengaplikasikan farmakoekonomi adalah apoteker yang bekerja di bidang pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan apoteker di Indonesia terkait farmakoekonomi dan aplikasinya pada pekerjaan kefarmasian masih rendah, sehingga masih diperlukan pendidikan berkelanjutan terkait ilmu farmakoekonomi.