ABSTRAK Hanif Fadhila Qinthara
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksporter nikel terbesar di dunia.
Indonesia memiliki 881,3 juta ton cadangan nikel yang mana tersebar di daerah timur
Indonesia seperi Sulawesi, Maluku, Kalimantan dan Papua. Untuk memperoleh nikel dalam
skala industri, biasanya dilakukan proses reduksi menggunakan reduktor batubara. Namun
tidak dapat dipungkiri, penggunaan batubara menyebabkan dihasilkannya tidak sedikit emisi
gas rumah kaca. Pada tahun 2019, setiap satu ton terproduksinya feronikel, dihasilkan 70 ton
emisi karbon dioksida. Salah satu alternatif untuk mengurangi emisi pada proses reduksi
adalah penggunaan biomassa sebagai reduktornya. Namun, biomassa sendiri memiliki
jumlah karbon yang lebih sedikit dibandingkan dengan batubara sehingga dikhawatirkan
tidak dapat menghasilkan perolehan nikel yang tinggi. Oleh sebab itu, dilakukan
pencampuran biomassa tertorefaksi dengan batubara sebagai reduktor untuk mengurangi
emisi namun tidak mengurangi jumlah nikel yang tereduksi.
Percobaan ini dilakukan dengan melakukan torefaksi biomassa terlebih dahulu dengan
variasi waktu torefaksi 1 dan 3 jam pada temperatur 200 dan 300?. Selanjutnya, dilakukan
pencampuran reduktor dengan komposisi 100% batubara, 100% biomassa, dan 50%
batubara + 50% biomassa. Kemudian, reduktor dan bijih nikel saprolit dicampurkan dengan
jumlah reduktor sebanyak satu dan dua kali stoikiometri dengan massa bijih nikel adalah 8
gram. Campuran tersebut direduksi pada temperatur 900? selama 3 jam dan dilanjutkan
dengan proses peleburan pada temperatur 1550? selama 3 jam. Hasil reduksi berupa logam
dan terak dianalisis menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microscopyelectron
dispersive spectroscopy (SEM-EDS).
Pada rentang 200-300? variasi temperatur torefaksi biomassa tidak berpengaruh signifikan
terhadap kadar fixed carbon pada biomassa palm kernell shell (PKS), sedangkan waktu
torefaksi berpengaruh cukup signifikan terhadap kadar fixed carbon dimana semakin lama
waktu torefaksi akan meningkatkan tingginya fixed carbon. Setelah melewati proses reduksi
dan peleburan, kadar Fe yang dihasilkan adalah sebesar 71% hingga 87%. Sementara kadar
Ni dan Cr adalah 5-6% dan 2,9-4,4%. Kadar Fe dan Ni meningkat seiring dengan
meningkatnya komposisi biomassa pada reduktor. Sementara kadar Cr semakin menurun
seiring dengan meningkatnya komposisi biomassa dalam reduktor. Sementara itu, perolehan
nikel adalah sejumlah 100% pada setiap reduktor yang digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa biomassa dapat berperan menjadi reduktor yang baik dalam proses reduksi nikel.