Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi penting bagi anak yang baru lahir. ASI mengandung berbagai
komponen penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Banyak ibu yang menghadapi
masalah dalam memberikan ASI pada anak, seperti jumlah pasokan ASI yang kurang memadai
(insufisiensi laktasi). Produksi ASI salah satunya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan/atau daun bayam duri (Amaranthus
spinosus L.) dipercaya mampu meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini ditujukan untuk
membandingkan efektivitas antara daun katuk dan daun bayam duri dalam meningkatkan produksi
ASI. Penelitian dilakukan dengan pemberian ekstrak etanol daun katuk dan ekstrak etanol daun
bayam duri pada tikus wistar betina postpartum selama 14 hari. Kontrol positif diberikan
metoklopramid, sedangkan kontrol negatif diberikan CMC-Na 0,5%. Estimasi jumlah produksi ASI
didasarkan pada kenaikan bobot badan anak tikus setelah periode laktasi. Kenaikan bobot anak
tikus diolah dan dikoreksi hingga mendapatkan milk yield atau perolehan air susu setiap anak tikus.
Milk yield kelompok kontrol dan kelompok uji dibandingkan secara statistik dengan metode ANOVA
one-way. Setelah pemberian sediaan uji selama 14 hari, secara umum seluruh kelompok mengalami
kenaikan perolehan ASI yang kontinu. Perolehan ASI paling tinggi ditunjukkan pada kelompok
pemberian ekstrak daun bayam duri 180 mg/kg (15,11 ± 2,084 mg/kg/hari). Perbedaan signifikan
(P < 0,05) ditunjukkan pada kelompok ekstrak daun bayam duri 180 mg/kg dengan hasil 134% lebih
tinggi dibandingkan kontrol negatif. Rerata perolehan air susu harian tertinggi sebesar 7,675 ± 3,194
g/anak/hari diperoleh kelompok daun bayam duri 180 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun bayam duri dengan dosis 180 mg/kg BB lebih efektif (P <
0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif dalam meningkatkan produksi ASI pada tikus wistar
betina postpartum setelah pemberian sediaan selama 14 hari.