digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alfina Mithwa Anisa
PUBLIC yana mulyana

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi penting bagi anak yang baru lahir. ASI mengandung berbagai komponen penting yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Banyak ibu yang menghadapi masalah dalam memberikan ASI pada anak, seperti jumlah pasokan ASI yang kurang memadai (insufisiensi laktasi). Produksi ASI salah satunya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Konsumsi daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan/atau daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dipercaya mampu meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan efektivitas antara daun katuk dan daun bayam duri dalam meningkatkan produksi ASI. Penelitian dilakukan dengan pemberian ekstrak etanol daun katuk dan ekstrak etanol daun bayam duri pada tikus wistar betina postpartum selama 14 hari. Kontrol positif diberikan metoklopramid, sedangkan kontrol negatif diberikan CMC-Na 0,5%. Estimasi jumlah produksi ASI didasarkan pada kenaikan bobot badan anak tikus setelah periode laktasi. Kenaikan bobot anak tikus diolah dan dikoreksi hingga mendapatkan milk yield atau perolehan air susu setiap anak tikus. Milk yield kelompok kontrol dan kelompok uji dibandingkan secara statistik dengan metode ANOVA one-way. Setelah pemberian sediaan uji selama 14 hari, secara umum seluruh kelompok mengalami kenaikan perolehan ASI yang kontinu. Perolehan ASI paling tinggi ditunjukkan pada kelompok pemberian ekstrak daun bayam duri 180 mg/kg (15,11 ± 2,084 mg/kg/hari). Perbedaan signifikan (P < 0,05) ditunjukkan pada kelompok ekstrak daun bayam duri 180 mg/kg dengan hasil 134% lebih tinggi dibandingkan kontrol negatif. Rerata perolehan air susu harian tertinggi sebesar 7,675 ± 3,194 g/anak/hari diperoleh kelompok daun bayam duri 180 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun bayam duri dengan dosis 180 mg/kg BB lebih efektif (P < 0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif dalam meningkatkan produksi ASI pada tikus wistar betina postpartum setelah pemberian sediaan selama 14 hari.