13219032 Wiennetou Joel Hermesha.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Setiap manusiamembutuhkan udara bersih sebagai tunjangan dasar hidup. Namun,
tingkat polusi udara kota Bandung sangat tinggi dan tidak dapat dipantau secara
menyeluruh oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Bandung. Kota Bandung melebihi kriteria kualitas WHO untuk PM2.5 (partikel
lebih kecil dari 2,5 mikron di atas 15 ug/m3), PM10 (partikel lebih kecil dari 10
mikron di atas 15 ug/m3), serta karbon monoksida. Polutan udara yang tinggi
tersebut tidak dapat diawasi dengan baik oleh alat pemantau kualitas udara milik
DLHK Kota Bandung yang hanya memiliki 1 alat pemantau dengan radius rentang
pengukuran mencapai hanya 500 m, berbanding jauh dari kondisi ideal yang
membuatuhkan 10 alat AQMS. Hal ini menyebabkan pemantauan kualitas udara
hanya dapat dilakukan untuk area sebesar 0,469% dari total luas Kota Bandung.
Harga alat pemantau kualitas udara milik DLHK mencapai 400 juta rupiah dan
perawatan rutin memakan biaya yang mahal sehingga pemerintah tidak dapat
menambah jumlah alat. Artinya, data polutan yang terdeteksi pada alat tersebut
tidak dapat merepresentasikan kualitas udara kota Bandung secara keseluruhan.
Selain itu, pengiriman dan pengolahan data dari alat pemantau kualitas udara ke
pihak DLHK Kota Bandung masih dilakukan secara manual dan menunggu waktu
untuk melakukan pengambilan data selama 2 minggu dan dan diolah pada
laboratorium selama 1 bulan. Tidak hanya itu, data polutan yang ada tidak dapat
dikirim setiap waktu pada aplikasi pemantau kualitas udara milik pemerintah
(ISPUnet) sehingga masyarakat sebagai pengguna tidak dapat mengetahui data
kualitas udara terkini dan DLHK sulit membuat tindakan penanggulangan yang
responsif saat terjadi aduan atau keluhan dari masyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, sistem pemantauan kualitas udara berbiaya rendah
dikembangkan terdiri dair 4 bagian utama, yaitu node, gateway, cloud server, dan
graphical user interface (GUI). Fokus dari Tugas Akhir ini adalah perancangan dan
implementasi GUI berbasis web-application. Web-application yang dibangun
menggunakan React Javascript dan terhubung ke Cloud diusulkan dalam penelitian
ini. Pengguna dapat mengakses aplikasi web ini baik dari PC desktop atau
perangkat seluler. Aplikasi web meminta data API dari PostgreSQL satu kali per
menit untuk menampilkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), Particular
Matter (PM), CO, suhu, dan kelembaban secara real-time. Dengan menggunakan
grafik yang ditawarkan oleh aplikasi web ini, pengguna dapat meninjau data
ii
sebelumnya dalam waktu setiap jam, harian, atau mingguan. Pengguna juga dapat
melihat 5 lokasi dengan nilai ISPU paling tinggi dan anjuran WHO terkait polutan
udara di masing-masing lokasi secara real-time. Administrator aplikasi web ini,
DLHK Kota Bandung, juga memiliki kemampuan untuk memperbarui basis data
lokasi perangkat yang terdaftar serta dapat melihat lokasi-lokasi yang aktif
mengirimkan data kualitas udara.
Web-app AQPort memiliki 2 poin spesifikasi, yaitu penilaian dari pengguna web-
app dan pengukuran latensi untuk tampilan data realtime. Sebuah survei telah
dilakukan dengan jumlah responden 20 orang dan hasil menunjukkan bahwa desain
aplikasi web yang diusulkan memiliki skor rata-rata 1,468 pada skala -3 hingga 3
dengan keterangan desain aplikasi web mendapatkan evaluasi positif dari pengguna
berdasarkan UEQ Questionnaire Handbook. Pengukuran latensi telah dilakukan
untuk setiap tampilan data realtime dengan menggunakan 10 sampel. Setiap sampel
diambil setiap kali pembaharuan data dilakukan per 1 menit. Tampilan data angka
ISPU, PM, CO, suhu, dan kelembaban memiliki latensi rata-rata 78.52 ms.
Tampilan data 5 lokasi dengan nilai ISPU tertinggi memiliki latensi rata-rata 76.86
ms serta tampilan anjuran WHO dengan latensi rata-rata 120.96 ms.