Unsur tanah jarang (rare earth elements-REE) merupakan golongan unsur lantanida+Y+Sc
yang saat ini dibutuhkan dalam dunia industri dan bahan baku pembuatan teknologi
canggih dan modern. Seiring bertambahnya kebutuhan REE, kegiatan eksplorasi REE juga
semakin meningkat, oleh karena itu penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan
yang bertujuan mengetahui karakteristik REE tipe ion adsorption yang ada di Sulawesi
Barat menggunakan petrografi mineral optik, X-ray diffraction (XRD), X-ray fluorescence
(XRF), dan inductively coupled plasma mass spectrometry (ICP-MS). Pengamatan mineral
optik menunjukkan bahwa batuan induk di Polewali adalah kuarsa monsonit, sedangkan di
Mamasa adalah granodiorit. Mineral pembawa REE yang terlihat pada petrografi mineral
optik adalah zirkon, apatit, alanit dan monasit. Mineral lempung yang berhasil dideteksi
sebagai mineral yang mengikat REE pada zona lapukan berupa kaolinit, halloisit,
monmorillonit dan nontronit. Pengayaan REE pada horizon A pada kedua profil
menunjukkan bahwa persentase mineral lempung juga mempengaruhi jumlah TREE, hal
ini dibuktikan dengan persentase kandungan kaolinit berkisar 13,3% dan halloisit 5,3%,
lebih banyak dibanding pada horizon yang lainnya. Anomali positif Ce pada sampel
lapukan menunjukkan bahwa kedua profil lapukan merupakan zona pelindian kecuali pada
horizon A di Mamasa. Anomali Negatif Eu juga menunjukkan bahwa terjadi pelepasan
plagioklas pada saat proses diferensiasi magma ketika batuan terbentuk. Faktor yang
mempengaruhi distribusi dan akumulasi REE adalah jenis batuan induk dan tingkat
pelapukan.