Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan aspal modifikasi
polimer styrene-butadiene-styrene (SBS) dan aspal modifikasi polimer reactive
elastomeric terpolymers (RET) dalam meningkatkan kinerja campuran beraspal.
Kinerja campuran beraspal diukur dengan pengujian marshall standard dan
marshall immersion, modulus resilien, dan ketahanan terhadap deformasi
permanen.
Aspal modifikasi polimer yang digunakan merupakan aspal yang setara aspal
performance grade-82 (PG-82) dengan standar berdasarkan SNI 8426:2017.
Gradasi agregat yang digunakan untuk campuran beraspal yaitu gradasi asphalt
concrete wearing course (AC-WC) berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
2018 Revisi 2. Kadar aspal optimum (KAO) ditentukan berdasarkan AASHTO R35
dengan melakukan pemadatan menggunakan alat Superpave Gyratory Compactor
(SGC) untuk mendapatkan parameter void in mixture (VIM), void in the mineral
aggregate (VMA), void filled with asphalt (VFA), dan kepadatan. Selanjutnya
dilakukan pengujian lanjutan yang terdiri dari stabilitas marshall standard dan
marshall immersion, modulus resilien dengan alat Dynamic Testing Systems (DTS)
pada suhu 25oC dan 41oC, dan ketahanan terhadap deformasi permanen dengan alat
Hamburg Wheel Tracking Device (HWTD) pada kondisi kering dan terendam pada
suhu 60oC.
Berdasarkan hasil pengujian, nilai stabilitas marshall campuran beraspal polimer
RET menunjukkan nilai yang lebih baik namun untuk Indeks Kekuatan Sisa (IKS)
lebih rendah dibandingkan campuran beraspal polimer SBS. Nilai modulus resilien
campuran beraspal polimer RET menunjukkan nilai yang lebih tinggi dan
menunjukkan ketahanan terhadap deformasi permanen yang lebih baik, namun nilai
stripping inflection point (SIP) lebih rendah dibandingkan dengan campuran
beraspal polimer SBS. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan campuran beraspal
polimer RET menghasilkan kinerja campuran beraspal yang lebih baik pada kondisi
kering namun lebih rentan terhadap pengaruh air pada kondisi terendam
dibandingkan dengan campuran beraspal polimer SBS.