Jakarta merupakan kota yang berada di daerah hilir dan banyak dilalui Sungai. menjadikan Jakarta mempunyai ketergantungan morfologis terhadap daerah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kawasan Jabodetabek. Sub DAS Mampang sering mengalami kejadian banjir setiap tahunnya. Area Sub DAS Mampang sekitar 90% berada di wilayah Jakarta Selatan dan sisanya berada di wilayah Depok. Airtanah - air permukaan terutama di sekitar bantaran sungai/kali mempunyai suatu hubungan erat. Interaksi keduanya memiliki dampak pada pola air tanah – air permukaan secara kuantitas maupun kualitas air. Maksud dari penelitian adalah melakukan analisis Ground Surface Water Exchange Rates (GSWER) dan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui interaksi airtanah - air permukaan Sub DAS Mampang, mengetahui perkiraan kontribusi airtanah - air permukaan Sub DAS Mampang, dan mengetahui pengaruh curah hujan dengan pola airtanah - air permukaan Sub DAS Mampang. Metode yang digunakan dengan pengambilan data lapangan debit sungai dan data muka airtanah. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan simulasi SWAT - MODFLOW. Hasil yang di dapat berupa nilai GSWER untuk musim kemarau di ambil pada bulan September tahun 2019, untuk gaining stream paling tinggi bernilai -74 m3/hari dan untuk losing stream paling tinggi bernilai 26 m3/hari, sedangkan untuk musim hujan pada bulan Februari tahun 2020, untuk gaining stream paling tinggi bernilai -52 m3/hari dan losing stream paling tinggi bernilai 353 m3/hari. Pola interaksi airtanah – air permukaan dengan curah hujan di dapat pada setiap tahunnya berbeda-beda, nilai dengan batas tertinggi untuk nilai curah hujan antara 0 - 26.5 mm di tahun 2020 mempunyai pola gaining –losing. Kontribusi airtanah di daerah penelitian berkisar antara 0.04 % % hingga 11.71 % dengan rata-rata kontribusi airtanah-air permukaan untuk segmen Timur adalah 2.85 % dan segmen Barat 3.17 %.