digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Martsa Farindi Dwi Puteri.pdf
PUBLIC Devi Septia Nurul

COVER MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB1 MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB2 MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB3 MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB4 MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB5 MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

PUSTAKA MARTSA FARINDI DWI PUTERI
PUBLIC Devi Septia Nurul

Estimasi batas lapisan diskontinuitas Moho telah dilakukan menggunakan data seismogram dari stasiun seismograf 3 komponen JN01 yang terletak di kampus ITB Jatinangor. Digunakan data kejadian gempa dari jarak episenter 30° sampai 90° sebanyak 34 kejadian gempa. Analisis sinyal receiver function untuk tiap kejadian gempa dilakukan dengan menggunakan water-level deconvolution. Sinyal fungsi penerima dari semua kejadian distacking dan digunakan sebagai parameter masukan pada proses forward modelling dengan teknik stacking H-? dan inverse modelling dengan metode kuadrat terkecil. Stacking H-? mengungkapkan batas lapisan diskontinuitas Moho berada pada kedalaman 28.30 km dengan rasio Vp/Vs 1.73. Sedangkan inversi model kecepatan gelombang seismik menunjukkan batas lapisan diskontinuitas Moho berada pada kedalaman 28.9 km dengan rasio Vp/Vs 1.74. Kedua proses yang disebutkan diatas menunjukkan estimasi batas lapisan diskontinuitas Moho dan rasio Vp/Vs yang hampir mirip sehingga dapat disimpulkan bahwa sinyal fungsi penerima yang di peroleh sudah cukup merepresentasikan batas lapisan diskontinuitas Moho dan rasio Vp/Vs di bawah stasiun JN01.