digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan polemik di berbagai belahan dunia terutama pada negara dengan iklim tropik dan subtropik. Menurut data WHO, antara tahun 2000 dan 2019 telah terjadi peningkatan kasus DBD secara global dari 500.000 menjadi 5,2 juta kasus. Berbagai macam cara telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka menekan penyebaran DBD salah satunya dengan membentuk jumantik. Namun demikian, metode ini kurang efektif untuk mengawasi ancaman penyakit DBD. Untuk mengatasi hal tersebut pada penelitian ini dilakukan modifikasi terhadap ovitrap tradisional dengan menambahkan kamera, mikrokomputer, sistem penghitung telur nyamuk secara otomatis serta jaringan internet of things. Sistem penghitung telur otomatis OvTrap dilakukan secara otomatis dengan mengambil citra telur, kemudian telur yang berhimpit dihitung dengan membagi luas total piksel citra dengan rata-rata piksel yang mewakili sebuah telur. Telur yang tidak berhimpit diidentifikasi dan dihitung menggunakan fungsi connected components. Hasil akhir didapat dengan menjumlahkan hasil kedua perhitungan. Sistem OvTrap juga terhubung ke jaringan internet melalui protokol MQTT, sehingga data hasil perhitungan dari setiap alat beserta kondisi cuaca dapat ditampilkan pada dashboard website. Sebanyak 75 OvTrap dipasang di pemukiman kelurahan Sadang Serang, Bandung selama 11 minggu. Kemudian dilakukan pemodelan angka pertambahan telur nyamuk harian menggunakan model regresi binomial negatif dan ARIMA dimana hasil prediksi terbaik dihasilkan oleh regresi binomial negatif dengan persamaan berupa Pertambahan Telur Harian = ????????????.???????????????? ???? ????,???????????????? (???????????????? ????????????????????????????????) Dengan fitur penghitungan telur nyamuk otomatis, dan hasil yang dapat dilihat secara waktu langsung maka OvTrap memiliki potensi untuk digunakan sebagai sistem peringatan dini kasus DBD yang lebih baik, dimana jika pada suatu daerah pemasangan terdapat kenaikan jumlah telur maka tindakan antisipasi dapat segera dilakukan sehingga angka kejadian kasus DBD dapat ditekan.