digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB6 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB7 Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hanif Satrio Dwiandoko
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Data hidrografi digital telah menjadi elemen penting dalam keselamatan navigasi kelautan sejak Organisasi Hidrografi Internasional atau International Hydrographic Organization (IHO) merilis standar S-57 yang membahas mengenai Peta Laut Elektronik atau Electronic Navigational Charts (ENC). Seiring dengan perkembangan dunia informasi geospasial, IHO merilis standar S-100, sebuah model data hidrografi universal yang dirancang agar kompatibel dengan standar data geospasial terkini. S-100 IHO mendukung aplikasi data hidrogafi yang luas, termasuk permukaan batimetri, kedudukan muka air, dan arus permukaan. Saat ini, penerapan standar S-100 umumnya hanya terbatas pada lingkungan kantor hidrografi nasional dan belum dikenal oleh para pelaku industri hidrografi. Penerapan dari praktik terbaik dalam produksi data S-100 dibutuhkan untuk mengakselerasi adopsi dari standar oleh komunitas hidrografi secara lebih luas. Proyek ini bertujuan untuk merancang proses konversi data hidrografi digital, yakni permukaan batimetri, muka air, dan arus permukaan sesuai dengan seri spesifikasi produk dalam standar S-100 IHO. Produk dari proyek ini adalah proses konversi data digital hidrografi, kriteria desain, serta peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan konversi data hidrografi tersebut. Empat tahapan dalam proses konversi adalah pengolahan data awal, strukturisasi, atribusi, dan uji coba. Peralatan yang digunakan meliputi pemrograman dalam bahasa Python, dan perangkat lunak uji coba S-100 Viewer. ENC nomor 293 yang mencakup wilayah Selat Alas, Nusa Tenggara Barat digunakan sebagai contoh dari data hidrografi yang diproduksi pada proyek ini, lengkap dengan berkas data S-100 dan visualisasinya. Proyek ini juga menyoroti potensi implementasi dari produksi data S-100 berdasarkan tingkat lalu lintas maritim di ENC 293.