digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ricky Jaya Kusuma
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tanah longsor merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Pulau Jawa dengan jumlah 7205 kejadian pada tahun 1998-2022 dan menyebabkan 1807 korban jiwa serta 45770 kerusakan infrastruktur (BNPB). Pemetaan kerentanan longsor dapat diimplementasikan sebagai dasar pemodelan risiko longsor untuk upaya penanggulangan bencana longsor. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kerentanan longsor di Pulau Jawa dan memvalidasinya berdasarkan data kejadian longsor. Metode yang digunakan untuk memetakan kerentanan longsor adalah analisis spasial berdasarkan SNI 8291:2016 dengan menambahkan empat parameter penyebab longsor tambahan yaitu elevasi, aspect, jarak ke sungai, dan kerapatan sungai. Sedangkan, metode yang digunakan untuk validasi adalah analisis kurva ROC (Receiver Operating Characteristic) dengan data historis kejadian longsor yang berasal dari BNPB dan NASA. Setiap data kejadian longsor dari kedua sumber dibagi menjadi dua bagian, 70% digunakan untuk menyusun peta kerentanan longsor, dan sisanya digunakan untuk validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan peta kerentanan dari data BNPB, Pulau Jawa didominasi oleh kerentanan rendah, yaitu sekitar 58447.07 km2. Sedangkan berdasarkan peta kerentanan longsor dari data NASA, Pulau Jawa didominasi oleh kerentanan sedang, yaitu sekitar 76731.61 km2. Hasil validasi model berdasarkan nilai AUC (Area Under the Curve) adalah 0.99 untuk penggunaan data NASA dan 0.92 untuk penggunaan data BNPB dalam menilai tingkat kerentanan longsor di Pulau Jawa.