Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sebagai negara dengan luas perairannya mencapai 2/3 dari wilayah keseluruhan, Indonesia perlu melakukan optimalisasi batas laut maritim. Menentukan persebaran titik dasar terluar yang optimal merupakan bentuk upaya untuk memaksimalkan hak batas laut sehingga dapat menguntungkan negara. Pada penelitian ini dilakukan optimalisasi sebaran titik dasar pada sebagian wilayah Indonesia bagian barat sebagai representatif untuk area dengan karakteristik kepulauan, meliputi perairan Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau-Pulau Batu, serta Kepulauan Mentawai. Dalam prosesnya, akan diimplementasikan algoritma Convex Hull dan Concave Hull dengan data acuan berupa Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2002. Metode yang digunakan untuk konsep Convex Hull yaitu Jarvis March dan Graham Scan, sedangkan untuk konsep Concave Hull yaitu metode Alpha Shape dengan beragam nilai Threshold. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh lima titik dasar baru yang dijadikan sebagai rekomendasi dengan garis pangkal yang terbentuk hanya garis pangkal lurus kepulauan. Metode Jarvis March dan Graham Scan memperoleh jumlah dan posisi titik dasar yang identik sama, sedangkan metode Alpha Shape memperoleh hasil yang bervariatif sesuai dengan nilai Threshold yang digunakan. Metode yang paling sesuai untuk penelitian ini dengan karakteristik area studi kepulauan yaitu metode Alpha Shape Threshold 0.3 karena memenuhi ketentuan UNCLOS III (1973-1982) dan menghasilkan nilai estimasi pertambahan luas wilayah laut Indonesia sebesar 11051.9 ± 0.64 hektare terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002.