Perpustakaan Digital ITB

Meloxicam adalah obat dari kelompok NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) yang cara kerjanya adalah menginhibisi kerja enzim siklooksigenase dalam tubuh sehingga menghambat terbentuknya prostaglandin dari asam arakidonat yang bertindak sebagai molekul pembawa pesan dalam proses inflamasi. Metode sintesis meloxicam pada umumnya menunjukkan nilai rendemen, kemurnian yang rendah, waktu reaksi yang lama, serta penggunaan pelarut yang tidak baik untuk lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai rendemen dan kemurnian yang tinggi adalah metode MAOS (Microwave-Assisted Organic Synthesis). Selain itu, digunakan juga pelarut cairan ion turunan imidazol yaitu 1-etil- 3-metilimidazonium bromida ([EMIm]Br) dan 1-desil-3-metilimidazonium bromida ([DMIm]Br) sebagai alternatif pelarut yang lebih ramah lingkungan. Hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan Uji Titik Leleh, KLT (Kromatografi Lapis Tipis), FTIR (Fourier-Transform Infrared Spectroscopy), dan NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Pada penelitian ini dilakukan juga studi Density Functional Theory (DFT) untuk mengetahui kestabilan senyawa meloxicam secara teoritis, serta interaksi yang terjadi antara meloxicam dengan enzim siklooksigenase. Senyawa meloxicam telah berhasil disintesis dan dikarakterisasi dengan rendemen 14,24% menggunakan metode MAOS dengan daya iradiasi 300 watt, temperatur 144 ?C, dan waktu 2 jam. Penggunaan pelarut alternatif cairan ion dalam sintesis senyawa meloxicam menghasilkan rendemen sebesar 0,68% untuk [EMIm]Br dan 2,25% untuk [DMIm]Br, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin panjang rantai alkil semakin besar pula rendemennya. Telah dilakukan juga studi komputasinya sehingga diketahui struktur optimal, densitas elektron sekitar senyawa, jenis ikatan dan interaksi antar atom dalam senyawa, serta interaksi meloxicam dengan enzim siklooksigenase.