digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Christy Immanuela Roulina
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Sejak tahun 2019, Kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Indonesia. Terjadi peningkatan akses dan pembangunan infrastruktur yang pesat, sehingga muncul berbagai peluang ekonomi bagi masyarakat setempat, salah satunya adalah Kopi Lintong, komoditas unggulan dari perkebunan di Sumatera Utara. Proyek Lintong Coffee Shelter merupakan fasilitas kopi terintegrasi seluas 7424 m2, dengan 3 fungsi utama: pengolahan, edukasi, dan rekreasi berbasis kopi. Lokasi perancangan berada di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan, yang juga merupakan daerah asal Kopi Lintong. Keunggulan yang signifikan dari tapak perancangan ini adalah pemandangan yang tidak terhalang menuju Danau Toba dan Perkebunan Kopi. Perancangan proyek ini mengusung tema besar Irama Bukkulan. 'Bukkulan' juga dikenal sebagai ujung atap rumah tradisional Batak yang sangat khas. Tema ini diwujudkan melalui penentuan titik-titik entrance dan ruang terbuka yang dipertimbangkan untuk mendapatkan pandangan terbaik terhadap siluet atap. Terdapat 4 bangunan yang disusun secara radial dan berpusat pada amfiteater, membentuk ruang luar yang fungsional antar bangunan. Bangunan utama memiliki volume yang besar dan berfungsi sebagai ruang edukasi dan rekreasi, sedangkan 3 bangunan pendukung memiliki volume yang lebih kecil dan berfungsi sebagai ruang pengolahan kopi. Keempat bangunan tersebut terhubung melalui jalur pejalan kaki di lantai dasar dan sky bridge di lantai 1. Konsep split level diterapkan pada bangunan utama, sebagai respon terhadap kontur tanah eksisting, dan digunakan ramp sebagai jalur sirkulasi vertikal utama. Konsep ini tidak hanya ramah bagi penyandang disabilitas, tetapi juga membentuk konektivitas visual yang baik antara lantai-lantai. Struktur bangunan 3 lantai ini menggunakan sistem konvensional kolom-balok beton bertulang, sementara ramp memiliki struktur terpisah yang didukung oleh rangka di lantai atap menggunakan kabel baja. Sebagai strategi untuk merespons suhu panas dan curah hujan setempat, fasad second skin digunakan di sisi barat dengan komposisi visual yang serasi dengan atap, serta terdapat overhang di sisi timur, utara, dan selatan.