Pembangunan perkerasan kaku di atas tanah dasar yang lemah dapat memicu penurunan tanah dasar yang berlebihan dan dapat menyebabkan kerusakan berupa retak atau pergeseran sendi pada pelat perkerasan kaku. Solusi yang diajukan pada penelitian ini adalah mencari material alternatif pada lapisan pondasi bawah dengan tujuan untuk mengurangi beban yang diterima tanah dasar akibat sistem lapisan perkerasan kaku. Material alternatif yang diteliti adalah mortar busa. Mortar busa terdiri dari campuran semen, agregat halus dan air yang membentuk mortar lalu ditambah dengan foam. Material mortar busa memiliki keunggulan berupa massa material yang ringan dan workabilitas yang tinggi. Pengaplikasian mortar busa dipercaya tidak hanya mengurangi beban yang dihasilkan sistem lapisan perkerasan kaku, namun juga mengurangi kebutuhan tebal lapisan permukaan beton dari perkerasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan membandingkan kinerja mortar busa sebagai material alternatif lapisan pondasi bawah dengan material granular pada variasi daya dukung tanah dasar. Penelitian ini menguji properties mekanis mortar busa pada beberapa variasi kepadatan campuran yaitu 0,6, 0,8, 1,0, 1,2, dan 1,4 g/cm3. Properties mekanis mortar busa yang diujikan adalah nilai kuat tekan, kuat lentur, dan modulus elastisitas. Hasil pengujian properties menunjukkan bahwa properties mekanis mortar busa dipengaruhi oleh kepadatannya dengan hubungan yang berbanding lurus. Berdasarkan hasil pengujian properties mekanis, kepadatan optimum mortar busa yang digunakan untuk analisis lebih lanjut adalah mortar busa dengan kepadatan 0,8 g/cm3 karena variasi tersebut merupakan campuran dengan kepadatan terendah dan telah memenuhi persyaratan nilai kuat tekan minimum sebagai lapisan pondasi bawah. Sampel mortar busa dengan kepadatan optimum dianalisis lebih lanjut secara numerik menggunakan software LUSAS V.19 untuk meninjau sebaran tegangan yang diterima mortar busa. Analisis tersebut menunjukkan bahwa mortar busa sebagai campuran homogen dapat menyebarkan beban dengan baik dan merata. Perbandingan kinerja perkerasan kaku diawali dengan desain tebal perkerasan kaku menurut AASHTO 1993. Perkerasan kaku dengan lapisan pondasi bawah mortar busa memerlukan tebal lapisan permukaan yang lebih tipis dan dapat memikul repetisi beban yang lebih banyak dibanding perkerasan kaku konvensional. Tanah dasar pada perkerasan kaku dengan lapisan pondasi bawah mortar busa juga mengalami konsolidasi yang lebih rendah dan lambat. Selain itu, pengaplikasian mortar busa pada pondasi bawah perkerasan kaku memerlukan biaya material per sumbu kendaraan yang lebih rendah daripada perkerasan kaku konvensional walaupun biaya material per volume yang hampir sama. Hal ini dapat terjadi karena material mortar busa memiliki kepadatan yang lebih rendah dan kekakuan yang lebih tinggi daripada material granular sehingga perkerasan kaku yang didesain menggunakan pondasi bawah material ini akan menjadi lebih ringan, kaku, dan memiliki umur rencana yang lebih panjang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mortar busa memiliki kinerja yang baik dari segi properties mekanisnya dan dapat disarankan sebagai material alternatif untuk lapisan pondasi bawah pada perkerasan kaku.