digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zahra Aulia Kinanti
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Kekerasan hewan merupakan bentuk kejahatan yang dilakukan manusia terhadap hewan untuk tujuan lain selain perlindungan diri. Namun, berdasarkan laporan Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC), Indonesia justru memiliki tingkat kekerasan hewan yang paling tinggi di dunia. Hal ini juga didukung oleh adanya berbagai berita terkait kekerasan di terhadap hewan di Indonesia, termasuk Jakarta. Hal ini menjadi sesuatu yang urgen untuk ditangani guna menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh makhluk hidup. Menanggapi isu serta kondisi yang ada, diperlukan sebuah wadah untuk menampung kegiatan tersebut yang mencakup edukasi dan rekreasi. Maka dari itu, dirancang Animal Center dengan fungsi edukasi dan rekreasi yang berbasis interaksi antara hewan dan manusia. Proyek berlokasi di area yang dikenal banyak dengan koneksinya terhadap hewan, baik dari adanya kebun binatang ataupun pet shop di sekitarnya, yaitu di JL. Ampera Raya, Ragunan, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan ukuran lahan maksimal ±7.500 m². Lokasi juga memiliki aksesibilitas yang baik, dan berdekatan dengan beragam sekolah dan peurmahan untuk mendukung fungsi edukasi dan rekreasinya. Isu perancangan terdiri dari tiga aspek utama, yaitu merancang sebuah Animal Center yang memiliki fungsi restoratif dengan pendekatan biophilic design untuk memberikan rasa sejuk dan nyaman, merancang Animal Center dengan tingkat permeabilitas dan fleksibilitas ruang yang baik guna menampung kegiatan organisasi dan/atau masyarakat yang berkaitan dengan hewan, serta merancang Animal Center yang interaktif antara hewan dan manusia untuk memberikan pengalaman baru positif, yang dapat sekaligus menjadi wadah edukasi non-formal untuk meningkatkan bonding dan pengetahuan manusia terhadap hewan. Hal ini dilakukan dengan membuat ruang dengan desain open space, serta ruang-ruang yang dibuat dapat terlihat dari luar. Pendekatan interaktif dipilih karena terbukti dapat menumbuhkan bonding dan memunculkan paradigm shift, dimana hal tersebut dapat meningkatkan kepedulian manusia terhadap hewan dan menekan angka kekerasan hewan yang ada.