2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2009 TA PP AHMAD SETIAWAN 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Studi awal strategi daur ulang multi siklus dari plutonium pada reaktor cepat
berpendingin sodium telah dilakukan pada penelitian ini. Reaktor ini memiliki
daya termal 714 MW dan menggunakan UO2-PuO2 sebagai bahan bakar serta
sodium sebagai pendingin reaktor. Pada studi ini, dua jenis skema daur ulang telah
disimulasikan. Pada jenis daur ulang pertama, komposisi bahan bakar adalah
uranium alam dengan 19% atau 20% plutonium di awal tahap daur ulang. Untuk
menjaga kekritisan reaktor perlu ditambahkan pengayaan uranium pada tahap
daur ulang berikutnya. Jenis daur ulang kedua, komposisi plutoniumdalam bahan
bakar dibuat tetap 19% dan komposisi pengayaan uranium antara 5%-7%.
Jenis daur ulang pertama dengan plutonium 19% dan 20% dalam fuel, konsentrasi
plutonium dalam sisa bahan bakar cenderung menurun. Pengayaan uranium yang
besar dibutuhkan oleh skema dengan bahan bakar plutonium 19% untuk menjaga
agar reaktor berada dalam kondisi kritis. Untuk skema dengan bahan bakar
plutonium 20%, pengayaan uranium 5.25% sudah menghasilkan kekritisan reaktor
setelah beberapa kali siklus daur ulang. Hasil simulasi jenis daur ulang kedua
menunjukkan bahwa semakin bertambahnya tahap daur ulang konsentrasi
plutonium dalam limbah bahan bakar terus meningkat kemudian pada akhirnya mencapai keadaan setimbang. Semakin besar pengayaan uranium yang digunakan,
kecenderungan untuk mereduksi komposisi isotop fisil dalam plutonium semakin
besar. Dalam simulasi ini, periode burnup total adalah selama 1440 hari.
Perhitungan sel reaktor dikerjakan dengan menggunakan modul PIJ dari paket
program SRAC 2002 serta memanfaatkan perpustakaan data nuklida JENDL3.2