
ABSTRAK Anastasia Cesaria Azra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Galaksi berinteraksi dengan lingkungannya yang mencakup galaksi tetangga
dan gas panas. Interaksi galaksi menyebabkan gas di piringan kehilangan momentum
sudutnya sehingga jatuh ke bagian piringan galaksi yang lebih dalam.
Gas yang terakumulasi dapat meningkatkan aktivitas nuklir dan pembentukan
bintang. Bintang-bintang panas yang terbentuk tersebut memperkuat garis
emisi H? pada spektrum galaksi. Selain garis H? juga muncul garis terlarang,
yaitu garis yang dihasilkan oleh transisi elektron yang berada dalam keadaan
metastabil, contohnya adalah [N II]. Garis emisi H? berdampingan dengan
garis emisi [N II].
Penelitian interaksi antar galaksi pada Tugas Akhir ini meninjau lebar ekuivalen
H?+[N II] dan SFR yang kemudian dikaitkan dengan jarak pisah projeksi
(rp), beda kecepatan radial (?V ), dan beda magnitudo (?mr). Lebar ekuivalen
(EW) H?+[N II] dan SFR diperoleh dari spektrum galaksi diperoleh
dari SDSS DR17 dan diolah menggunakan Python. Pasangan galaksi dipilih
berdasarkan kriteria jarak pisah proyeksi (rp) ? 50 kpc (Patton dkk, 2013) dan
beda kecepatan radial (?V) ? 400 km/s (Donzelli dan Pastoriza, 1997) serta
galaksi tersebut merupakan galaksi starburst. Galaksi starburst dan AGN
diseleksi menggunakan diagram BPT. Dari diagram BPT diperoleh 1118 galaksi
starburst dan 32 AGN. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 1118
galaksi (677 pasangan galaksi). Hasil penilitian menunjukkan bahwa beberapa
relasi berkorelasi lemah: relasi EW dan rp berbanding terbalik dengan nilai
korelasi Spearman (CSR = ?0,11), relasi EW dan ?V berbanding terbalik
(CSR = ?0,087), relasi SFR dan rp berbanding terbalik (CSR = ?0,099), relasi
SFR dan ?V berbanding lurus (CSR = 0,102). SFR dan ?mr berbanding terbalik
(CSR = ?0,146). Pasangan galaksi dengan ?mr < 2 (major merger) memiliki
nilai EW dan SFR yang lebih tinggi daripada galaksi dengan ?mr ? 2
(minor merger).
Relasi antara lebar ekuivalen [N II] dan lebar ekuivalen H? untuk starburst
sebesar CSR = 0,464 sedangkan relasi antara fluks [N II] dan fluks H? sebesar
CSR = 0,818. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat relasi kuat antara fluks
H? dengan fluks [N II]. Ini diduga karena fluks H? sebagai indikator SFR
dan ketika SFR tinggi, maka garis terlarang dalam hal ini [N II] juga semakin
besar.Untuk kasus AGN, nilai korelasi lebar ekuivalen [N II] terhadap lebar ekuii
valen H? sebesar 0,925 sedangkan nilai korelasi fluks [N II] terhadap fluks H?
sebesar 0,808. Terlihat lebar ekuivalen H? dan [N II] serta fluks H? dan fluks
[N II] berkorelasi kuat. Hal tersebut karena AGN contohnya LINER walaupun
memiliki luminositas yang rendah namun memiliki garis emisi yang kuat untuk
ionisasi rendah seperti garis terlarang [O I] dan [N II].