Peran vital prasarana jalan perlu ditunjang dengan kualitas infrastruktur yang
menjadi kunci keandalan dalam melayani kebutuhan pergerakan lalu lintas yang
tinggi. Indonesia telah mengadopsi jenis campuran Stone Matrix Asphalt (SMA)
yang memiliki karakteristik lebih baik dalam menahan aus karena memiliki kadar
aspal yang cukup tinggi dan agregat kasar yang lebih banyak. Nilai kadar aspal yang
lebih banyak dari kebutuhan campuran beraspal konvensional menyebabkan
campuran SMA rentan terhadap kegemukan aspal (bleeding) sehingga
membutuhkan bahan tambah stabilisator yang mampu mengikat aspal dengan lebih
kuat. Penggunaan aspal modifikasi juga diharapkan dapat memperbaiki sifat dasar
aspal sehingga mampu memberikan dukungan yang baik pada campuran beraspal
SMA.
Aspal modifikasi Asbuton Semiekstraksi diklaim dapat meningkatkan kestabilan,
ketahanan terhadap deformasi, ketahanan fatigue, dan daya tahan terhadap air.
Penggunaannya dalam penelitian campuran SMA ini diharapkan dapat
menunjukkan peningkatkan kualitas dan kinerja campuran beraspal sehingga
pemanfaatannya dapat dioptimalkan di masa yang akan datang. Jenis campuran
SMA yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA halus mengacu pada
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 2 dengan ukuran agregat maksimum
12.5 mm. Bahan pengikat yang digunakan adalah Aspal Pen 60/70 dan Asbuton
Semiekstraksi BNA Blend yang divariasikan dengan penambahan serat selulosa
Viatop66. Sifat fisik kedua jenis aspal dibandingkan, sedangkan sifat campuran
diperoleh melalui pengujian volumetrik dengan Superpave Gyratory Compactor
(SGC), binder draindown, Indirect Tensile Strength, Modulus Resilien dengan
UMATTA, dan ketahanan fatigue dengan metode pembebanan 4 titik (4-Point
Bending).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat Asbuton Semiekstraksi BNA Blend
memiliki karakteristik yang lebih keras dibanding Aspal Pen 60/70 pada suhu
ruangan. Hasil uji volumetrik campuran dengan SGC menunjukkan campuran SMA
dengan penambahan serat selulosa membutuhkan kadar aspal yang lebih banyak
untuk mencapai kriteria volumetrik yang dikehendaki. Sedangkan pengujian binder
draindown menunjukkan bahwa variasi campuran SMA tanpa serat selulosa
cenderung lebih rentan terhadap bleeding meskipun hasil uji pada setiap variasi
bernilai jauh dibawah nilai maksimum draindown yang diizinkan. Variasi
campuran SMA menggunakan Asbuton Semiekstraksi BNA Blend dengan
penambahan serat selulosa (BNAV) memiliki nilai tebal selimut aspal yang lebih
besar terbukti dengan hasil pengujian ITS yang memberikan nilai kuat tarik terbesar
yaitu 1002.03 kPa (kering) dan 816.90 kPa (rendaman). Sejalan dengan hasil
pengujian fatigue dimana campuran BNAV menunjukkan ketahanan terhadap retak
lelah sebesar 139240 cycle pada regangan 750??. Pengujian Modulus Resilien
dengan UMATTA dimana setiap variasi campuran mengalami penurunan seiring
dengan kenaikan suhu. Variasi campuran SMA menggunakan Asbuton
Semiekstraksi BNA Blend tanpa penambahan selulosa (BNA) memberikan nilai
tertinggi pada suhu 25°C dan 45°C yang menunjukkan campuran BNA bersifat
lebih kaku.
Secara umum, penggunaan bahan pengikat Asbuton Semiekstraksi BNA Blend
pada campuran SMA menunjukkan adanya perbaikan kinerja mekanistik campuran
dibanding menggunakan bahan pengikat Aspal Pen 60/70 sehingga dapat menjadi
alternatif solusi dalam rangka meningkatkan kualitas campuran beraspal yang
memiliki stabilitas, durabilitas, dan fleksibilitas yang baik.