digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIF RAHMAN DUYA 1-PUSTAKA..pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah kegiatan perusahaan dimana perusahaan melibatkan diri dalam masalah-masalah sosial dan lingkungan dalam menjalankan usaha mereka dan dalam interaksi dengan para stakeholder dengan dasar kegiatan amal. Interaksi yang dimaksud adalah pelibatan masyarakat dan komunitas sekitar dalam kegiatan usaha dan bisnis mereka. Pelaksanaan Community Development dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk pengejawantahan dari Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian terapan kualitatif (qualitative applied research) dengan Indeks Kapasitas Komunitas sebagai alat bantu penilaian, dan dilanjutkan dengan analisis. Metoda Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah illustrative methods. Metode ilustratif menggunakan fakta-fakta empirik untuk mengilustrasikan konsep dasar yang telah disusun sebelumnya. Metoda ini pada dasarnya mengorganisasi data berdasarkan kerangka konseptual yang ada. Dari analisis ini didapat pembelajaran-pembelajaran tertentu (lesson learned) dan temuan-temuan studi dalam usaha memenuhi tujuan penelitian, yaitu untuk mengevaluasi pencapaian penerapan Community Development untuk pengembangan kapasitas masyarakat dalam kaitannya dengan Corporate Social Responsibility oleh PT Krakatau Steel di Kota Cilegon Provinsi Banten. Kesimpulan utama dari studi ini adalah bahwa program Community Development yang dilaksanakan perusahaan hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap pengembangan kapasitas masyarakat jika tidak diikuti dengan perencanaan aspek Sustainability dari komunitas penerima program. Kemudian pengembangan kapasitas lebih banyak terjadi melalui usaha informal daripada usaha formal, yaitu melalui interaksi sehari-hari anggota komunitas dengan koordinator program, maupun melalui eksternalitas dari program lain yang tidak ditujukan untuk pengembangan kapasitas. Kemudian tingkat sustainability dari komunitas untuk bertahan dan melanjutkan program masih rendah jika dilihat pada aspek daya tahan, investasi yang cukup dan kemandirian komunitas, fleksibilitas komunitas dan keterbukaan terhadap perubahan, serta investasi untuk peningkatan kapasitas. Meskipun begitu, sudah ada aspek-aspek yang sudah berkembang dengan baik dalam komunitas, seperti fleksibilitas komunitas dan keterbukaan terhadap perubahan, serta investasi yang cukup dalam modal sosial.