
abstrak mirzam a 22004010.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
cover.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
bab 1.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
bab 2.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
bab 3.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
bab 4.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
bab 5.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi 
daf pustaka.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Struktur Suban merupakan sebuah lapangan gas yang terletak di Propinsi Sumatra Selatan, kurang lebih 180 km kea
rah Baratlaut dari Palembang dan 100 km ke arah Tenggara dari Jambi. Lapangan ini dioperasikan oleh
ConocoPhillips pada bagian tengah dan timur, dan Pertamina pada bagian Barat dan Utara. Sumur “X”, dibor pada
pada sayap Barat dari struktur suban, menembus basement hingga 479 m dari total keseluruhan kedalaman. Hasil
petrografi dari total 132 sayatan yang dianalisis mengindikasikan bahwa basement secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagian: granit terubah yang selanjutnya disebut basement atas dan granodiorit yang selanjujtnya
disebut basement bawah.
Basement atas berada pada kedalaman 2771-3006 m, berupa batuan beku plutonik granit yang tersusun secar
dominant oleh k-felsdpar dan kuarsa, dan juga sedikit muskovit dan plagioklas. Batuan ini dicirikan oleh hadirnya
proses ubahan hidrotermal barupa kemunculan serisit, mineral lempung pada k-feldspar, sebagai hasil proses
alterasi, mineral ini juga memperlihatkan porositas vuggy (istilah yang sering digunakan pada batuan karbonat atau
pelarutan butiran pada batupasir). Di beberapa kedalaman terlihat rekahan sebagai akibat deformasi tektonik,
beberapa rekahan terisi oleh serisit dan sisanya bersifat terbuka atau bahkan telah mengalami pelarutan kembali.
Kisaran porositas matriks, istilah untuk porositas totak batuan kecuali porositas akibat rekahan berkisar antara7-
10% pada kedalaman 2771-2996m dan 3-5% pada interval 2970-3006m. Gejala khusus terlihat pada kedalaman
2886m, dimana kehadiran dolomite sebagai mineral ubahan yang tidak dijumpai pada kedalaman yang lebih
dangkal. Dolomite memberikan nilai sinar gamma yang rendah dan memperlihatkan nilai porositas sekitar 5%.
Basement bawah berada pada kedalaman 3010-3250m, masih memperlihatkan litologi yang relatif sama dan tidak
jauh berbeda dengan batuan beku sebelumnya yaitu granodiorit. Batuan ini dapat dibedakan dari granit terubah
sebelumnya dengan kehadiran mineral plagioklasnya. Plagioklas pada batuan ini umumnya memperlihatkan
kembaran albit dan zonasi komposisi. Komposisi lainnya berupa kuarsa, k-feldspar dan mineral mafik terubah
(kemungkinan hornblende). Karakteristik khusus yang umumnya dijumpai pada granodiorit adalah kehadilar veinlet
karbonat selain bercak-bercak karbonat. Bercak-bercak karbonat umumnya terlihat pada plagioklas, sedangkan
veinlet karbonat terlihat memotong batuan. Porositas disolusi umumnya hadir pada plagioklas terubah, untuk
membedakan dengan basement atas, pada basement bawah mempunyai kisaran porositas matriks yang lebih kecil,
yaitu 3-5% pada kedalaman 3010-30166m dan 1-3% pada kedalaman 3170-3250m, sedangkan porositas rekahan
berkembang hingga mencapai 2%. Kemunculan dolomite sebagai mineral ubahan memberikan efek turunya nilai
sinar gamma dan porositas seperti yang terlihat pada kedalaman 3134-3146m. batuan beku basaltic dijumpai pada
kedalaman 3078-3082m, 3202-3210m, dan 3242-3250m, berupa diabas dan basalt yang keduanya tersusun oleh
mineral piroksen dan plagioklas sebagai mineral kusus selain mineral opak. Basalt secara sepesifik memperlihatkan
ubahan menjadi mineral lempung dan albit terutama pada plagioklasnya. Berdasarkan mineral ubahan tersebut
maka diasumsikan bahwa batuan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai basalt spelitik. Marmer muncul pada
kedalaman 3050m, 3062m, 3074m, 3090-3094m, 3154m, 3174-3178m, dan 3190-3198m.
Setiap batas litologi umumnya berupa sesar yang dicirikan oleh gejala deformasi tektonik berupa rekahan, granulasi
dan serta milonitisasi pada tiap kontak litologi atau juga pada granodiorit dengan batuan yang telah disebut di atas
seperti maemer, diabas, dan basalt. Gejala deformasi atau milonitisasi terlihat jelas pada beberapa sayatan seperti
pada kedalaman 3050m, 3078m, dan 3154m.