digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang memiliki bencana alam tinggi yang diakibatkan oleh aktifitas gunung api, Fenomena gunung api dapat mengakibatkan dampak kerusakan, kerugian materi dan korban jiwa. Salah satu gunung api aktif di Indonesia adalah gunung api Batur (Bali). Dalam sejarahnya dari tahun 1804 sampai saat ini telah terjadi letusan beberapa kali dan membentuk 4 kawah yaitu kawah 1, kawah 2, kawah 1994, dan kawah 1998. Pemantauan deformasi gunung Batur telah dilakukan dengan beberapa metode geodetik, dimana salah satunya adalah InSAR. InSAR adalah teknologi pencitraan radar kesamping dengan memanfaatkan informasi fase, amplitudo dan panjang gelombang dalam pengolahannya untuk mendapatkan topografi dan defomasi. Metode pengolahan yang dilakukan untuk mendapatkan deformasi yaitu dengan differential intereferometri, dengan metode two-pass yang menggunakan data eksternal DEM sebagai salah satu interferogramnya untuk penghapusan unsur topografi. Data yang digunakan dalam pengolahan ini adalah citra SAR ERS-1 dan ERS-2 sebanyak 15 data, dengan perekaman dari tahun 1996 sampai 2001. Hasilnya diperoleh model deformasi tahun 1996-2000 dari hasil pengolahan pasangan citra 19960423-19960424 dengan menginformasikan kenaikan (inflasi) muka gunung api sebesar 0.04-0.1 meter, juga diperoleh model deformasi tahun 1998-2000 dari hasil pengolahan pasangan citra 19980114-20000119 dengan menginformasikan penurunan (deflasi) muka gunung api sebesar 0.01-0.02 meter.