digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

penduduknya bermigrasi keluar dari desanya untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Ada yang pergi ke kota-kota besar terdekat, dan ada juga yang pergi ke luar negeri menjadi buruh migran internasional atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Jumlah remiten yang dikirim oleh para TKI asal Subang pada tahun 2006 diperkirakan mencapai hampir Rp. 650 milyar, yang dikirim melalui jasa perbankan formal sebesar Rp. 350 milyar dan sisanya melalui jalur informal. Namun uang sebanyak ini ternyata tidak memberikan dampak yang berarti di beberapa tempat asal migran sehingga hal ini menjadi perhatian pemerintah daerah setempat di mana peneliti bekerja, untuk mengetahui perilaku keluarga migran dalam memanfaatkan surplus tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian besar remiten itu habis untuk keperluan yang konsumtif seperti untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan rumah, membeli sepeda motor, dll. Alokasi remiten seperti ini menyebabkan uang yang datang itu tidak berputar kembali menjadi kapasitas produksi yang berkelanjutan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hal di atas. Pertama adalah faktor internal dalam diri TKI dan keluarganya seperti atribut keluarga, persepsi terhadap remiten, faktor psikologis seperti motivasi, usia dan siklus hidup serta kurangnya pengetahuan berwirausaha. Lalu ada faktor eksternal dari desa seperti ketiadaan pasar lokal, tidak adanya efektif deman dan lemahnya leadership di tingkat desa. Terakhir adalah faktor dari luar desa yaitu kedekatan lokasi ketiga desa dengan daerah urban dan adanya jalur transportasi yang cukup baik, sehingga kontak dengan daerah perkotaan cukup intens, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pola konsumsi sebagian TKI.