digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penentuan asal sedimen dasar laut berdasarkan analisis besar butir dan mineral berat ini dilakukan untuk mengetahui cara transportasi dan sedimentasi serta kandungan mineral berat yang terdapat pada sedimen pantai dan sedimen dasar laut di perairan Selat Batam – Bintan. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui asal dari mineral berat yang terdapat pada sedimen dasar laut tersebut. Metoda penyelidikan kegiatan lapangan meliputi: penentuan posisi pengambilan contoh sedimen, pengambilan contoh sedimen pantai, pengambilan contoh sedimen permukaan dasar laut, pengukuran kedalaman dasar laut. Analisis laboratorium meliputi analisis petrografi, analisis besar butir dan analisis mineral berat. Analisis besar butir sedimen dasar laut dan pantai menunjukkan kecenderungan menghalus ke arah lepas pantai. Sedimen di pantai Pulau Batam didominasi oleh pasir kerikilan, sedikit kerikil pasiran, pasir lanauan, dan lanau pasiran. Sementara sedimen di pantai Pulau Bintan terdiri dari kerikil pasiran dan pasir. Sedimen permukaan dasar laut dekat pulau Batam didominasi oleh pasir kerikilan. Semakin ke tengah berubah menjadi pasir. Sedimen permukaan dasar laut di Pulau Bintan didominasi oleh kerikil pasiran, yang menghalus ke arah laut menjadi pasir. Berdasarkan hasil analisis Mineral berat, terdapat mineral ekonomis dalam sedimen pantai dan dasar laut seperti magnetit, kasiterit, zirkon, hematit, ilmenit dan turmalin. Mineral magnetit di lepas pantai perairan Selat Batam –Bintan mempunyai kandungan mineral, berat jenis dan kekerasan yang tinggi, dengan bentuk butir mineral menyudut tanggung hal ini menunjukkan bahwa sumber mineral tersebut diduga berasal dari tempat yang dekat yaitu dari P. Batam dan P. Bintan. Mineral berat di daerah selidikan yang didominasi oleh magnetit, hematit, dan ilmenit termasuk dalam magnetit series yang merupakan penciri granit tipe I. Hal ini didukung oleh warna granit yang kemerahan, serta hasil analisis petrografis yang memperlihatkan kehadiran K. Felspar sebagai fenokris sedang -kasar (5 – 15 mm), dan kehadiran K-felspar sebagai mikroklin. Kehadiran K-Felspar dengan ukuran berbeda ini menunjukkan dua kejadian yang berbeda (Two fase Variant), yang juga merupakan penciri granit tipe I yang merupakan asal (batuan sumber) dari sedimen permukaan dasar laut.