digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Randy Firsta
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB I_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB II_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB III_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB IV_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB V_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Randy Firsta
PUBLIC Irwan Sofiyan

LAMPIRAN_Randy Firsta.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Keterbatasan sumber energi konvensional telah mendorong pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan. Dengan isu perubahan iklim yang semakin mendesak, teknologi hijau menjadi sangat penting dan memerlukan aksi yang sesegera mungkin dalam skala besar. Sebagai presiden G20 saat ini, Indonesia secara aktif menangani topik "Transisi Energi Berkelanjutan". Salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah energi surya. Namun, pemanfaatan energi surya menghadapi tantangan, karena membutuhkan area lahan yang besar dan hal ini sulit terwujud mengingat wilayah Indonesia dengan populasi yang meningkat. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan panel surya apung di waduk atau lepas pantai. Untuk menentukan potensi penggunaan panel surya apung, data lingkungan seperti radiasi matahari, angin, arus, gelombang, batimetri, populasi, dan biaya pokok pembangkitan listrik dianalisis untuk membuat peta potensi teknis dan indeks keandalan. Faktor seperti program de-dieselisasi pemerintah dan keberadaan gardu listrik di wilayah tersebut juga harus dipertimbangkan. Dua wilayah dengan skor multikriteria tinggi dan indeks keandalan tinggi, serta wilayah dengan skor multikriteria tinggi tetapi indeks keandalan rendah, dipilih sebagai area pilot dalam studi ini. Terakhir, metode analisis multikriteria diverifikasi dengan analisis CAPEX yang mencakup biaya tambat, biaya floater, dan biaya modul PV.