digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kondisi operasi dari suatu mesin rotasi dapat dianalisis berdasarkan level getaran yang ditimbulkannya. Level getaran mesin umumnya dinyatakan dalam nilai RMS. Nilai RMS getaran dapat digunakan untuk mengklasifikasikan apakah suatu mesin rotasi beroperasi dalam kondisi sehat atau bahaya berdasarkan standar ISO-10816. Oleh sebab itu, nilai RMS perlu dihitung secara teliti karena kesalahan perhitungan nilai RMS dapat menyebabkan kekeliruan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai kondisi mesin. Pada tahun 2012, penelitian di Laboratorium Dinamika ITB telah menurunkan persamaan untuk menghitung kesalahan nilai RMS akibat ketidaktepatan dalam pemilihan parameter pengukuran. Akan tetapi, persamaan perhitungan kesalahan nilai RMS ini belum divalidasi secara eksperimental. Dalam penelitian ini, persamaan perhitungan kesalahan nilai RMS ini akan divalidasi melalui kaji eksperimental pada tiga jenis data akuisisi, yakni NI-6001, PCI-4472, dan Leonova Diamond. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kesalahan nilai RMS masih terjadi pada ketiga data akuisisi tersebut dan kesalahan nilai RMS yang terjadi merupakan fungsi dari sudut fasa, periode sinyal, serta waktu rekam, sesuai dengan persamaan perhitungan yang telah diturunkan. Selain itu, penelitian ini juga mengembangkan algoritma baru untuk meningkatkan akurasi perhitungan nilai RMS. Dalam penelitian ini, proses suaian kurva berbasiskan kombinasi algoritma Particle Swarm Optimization dan algoritma Levenberg-Marquardt akan digunakan untuk membangun algoritma perhitungan nilai RMS yang baru. Hipotesis yang digunakan dalam pengembangan algoritma ini adalah bahwa nilai RMS dari suatu sinyal getaran yang terukur akan sama dengan nilai RMS dari model sinyal sinusoidal apabila proses suaian kurva mampu menghasilkan model sinyal sinusoidal yang sesuai dengan sinyal terukur. Berdasarkan hasil simulasi dan pengujian, terungkap bahwa algoritma baru yang diusulkan mampu menghitung nilai RMS secara akurat.