digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis risiko kesehatan terhadap paparan bising di lingkungan kerja PT X. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan menilai risiko kesehatan terhadap paparan bising yang ada di PT X. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: identifikasi bahaya, evaluasi paparan, membuat kurva dosis-respon dan mengkarakterisasi risiko kesehatan. Kelompok terpapar berasal dari Departemen Tempa dan Cor PT X, sedangkan kelompok tidak terpapar berasal dari bagian Administrasi Departemen Tempa dan Cor. Untuk evaluasi paparan, diperoleh tingkat kebisingan tertinggi untuk kelompok terpapar adalah Departemen Tempa 92,06 dB(A) dan Departemen Cor 114,4 dB(A) dan untuk kelompok tidak terpapar 77,84 dB(A). Adanya tingkat kebisingan yang tinggi ini menyebabkan terjadinya pergeseran dan penurunan batas pendengaran bagi pekerja PT X. Dilakukan juga pengukuran dampak fisiologis, psikologis, dan dampak ketulian yang disebabkan karena adanya kebisingan di tempat kerja. Dampak fisiologis diuji dengan pengukuran tekanan darah dan denyut jantung. Hasil pengukuran tekanan darah dan denyut jantung masih berada dalam rentang nilai normal (tidak ada potensi hipertensi). Tekanan darah dan denyut jantung kelompok kontrol dan sampel relatif sama sebelum dan sesudah terpapar bising. Dampak psikologis terbesar yang dirasakan adalah sakit kepala dan dampak lainnya yaitu harus menyetel radio/TV dengan lebih keras. Dampak ketulian diuji dengan melakukan tes Audiometri. Hasil pengukuran tingkat bising dan hasil tes Audiometri kemudian dihubungkan dalam kurva dosis respon. Terlihat konsistensi antara tingkat kebisingan yang diterima terhadap pergeseran dan penurunan pendengaran hingga nilai maksimum. Karakterisasi risiko diuji dengan menghitung nilai HI (Hazard Index) dan RR. Pada kelompok terpapar Departemen Tempa memiliki nilai HI = 1,03 dan Departemen Cor memiliki nilai HI sebesar 1,08. Nilai HI kelompok terpapar yang lebih besar dibandingkan kelompok tidak terpapar (HI = 0,82) menunjukkan adanya bahaya kebisingan pada lingkungan kerja kelompok terpapar. Nilai RR (Risiko Relatif) yang menunjukkan perbandingan jumlah penyakit diantara populasi yang terpapar terhadap jumlah penyakit diantara populasi yang tidak terpapar. Nilai RR yang ≥ 1 memperlihatkan risiko yang diterima kelompok terpapar akan lebih besar dibandingkan kelompok tidak terpapar. Untuk kelompok terpapar Departemen Tempa risiko terjadinya pergeseran batas pendengaran 1,28 kali lebih besar dibandingkan kelompok tidak terpapar dan Departemen Cor memiliki risiko pergeseran batas pendengaran 2,69 kali lebih besar dibandingkan kelompok tidak terpapar. Sehingga dapat disimpulkan adanya paparan bising yang tinggi di Departemen Tempa dan Cor PT X dapat menimbulkan risiko terjadinya pergeseran dan penurunan batas pendengaran bagi pekerja di Departemen Tempa dan Cor PT X.