
COVER Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 1 Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 2 Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 3 Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi 
BAB 4 Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi 
PUSTAKA Raditya Andrean Saputra
PUBLIC Dedi Rosadi
Daerah Ngebel merupakan bagian barat dari Kompleks Gunungapi Wilis,
Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan tatanan
geologi daerah penelitian mencakup geomorfologi, volkanostratigrafi, struktur
geologi, dan sejarah geologi daerah penelitian. Selain itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara hasil analisis citra satelit, persebaran nilai
susceptibilitas, dan kondisi geologi daerah penelitian.
Citra satelit yang dipakai dalam penelitian ini adalah citra dari Landsat-8.
Analisis dilakukan dua tahap, sebelum pergi ke lapangan dan setelah pulang dari
lapangan. Hasil dari analisis sebelum pergi ke lapangan adalah peta geologi
sementara berdasarkan morfologi dan spektrum reflektansi, kelurusan, dan
struktur sirkular sebagai perkiraan pusat erupsi. Setelah pulang dari lapangan
dilakukan analisis spektrum reflektansi untuk menentukan batas satuan
volkanostratigrafi.
Geomorfologi daerah penelitian didominasi punggungan memanjang di
bagian utara dan lembah yang dalam, menunjukan tahapan erosi yang sudah tua.
Daerah penelitian secara umum terdiri dari dua gumuk, yaitu Gumuk Ngebel dan
Gumuk Manyutan, yang dibagi menjadi lima satuan volkanostratigrafi, dari tua ke
muda adalah satuan piroklastik aliran Ngebel (Na), satuan piroklastik jatuhan
ngebel (Nj), satuan piroklastik aliran Manyutan (Ma), satuan sumbat lava
Manyutan 1 (Ml.1), dan satuan sumbat lava Manyutan 2 (Ml.2). Tidak ditemukan
bukti struktur geologi di lapangan, diduga akibat tertutup oleh produk volkanik
kuarter Kompleks Gunungapi Wilis.
Metode susceptibilitas melihat derajat magnetisasi dari suatu batuan untuk
diinduksi medan magnet bumi. Dari persebaran nilai susceptibilitas, secara umum
ada dua pola yaitu susceptibilitas rendah di selatan dan susceptibilitas menengahtinggi
di utara. Hal ini berasosiasi dengan umur Gumuk Ngebel di selatan yang
lebih tua dari Gumuk Manyutan di utara.
Terdapat hubungan antara tiga peta yang dihasilkan dari tiga metode
berbeda. Semuanya menunjukan trend batas di tengah berarah barat laut-tenggara
yang merupakan batas antara gumuk ngebel dan gumuk manyutan. Data kontur
susceptibilitas dan data spektrum reflektansi sama-sama mengonfirmasi urutan
batuan dari tua ke muda berdasarkan sifat fisik setiap satuan.